Pemanfaatan Rumah Sakit di Papua

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Papua yang terdiri dari dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat merupakan provinsi yang terletak di ujung paling timur Indonesia. Kedua provinsi ini termasuk dalam kategori terbelakang dibandingkan dengan provinsi lain yang terletak di sebelah Barat. Provinsi Papua dan Papua Barat sering kali menempati peringkat lebih rendah dari banyak indikator kinerja pembangunan di Indonesia, termasuk pembangunan kesehatan. Kebijakan kesehatan berbasis data diperlukan untuk mempercepat pembangunan kesehatan di kedua provinsi tersebut, termasuk data pemanfaatan kesehatan.

Rumah Sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau rujukan untuk pelayanan kesehatan dasar. Pentingnya rumah sakit sebagai pelayanan paripurna menjadi dasar argumen bahwa sangat penting bagi pengambil kebijakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memprediksi pemanfaatan rumah sakit. Mengevaluasi kinerja sistem pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, penting dilakukan untuk mendukung kinerja sistem kesehatan yang lebih baik. Merupakan kewajiban pemerintah untuk memastikan akses yang baik ke rumah sakit bagi semua masyarakat tanpa kecuali.

Artikel ini disusun berdasarkan studi yang dilakukan dengan memanfaatkan data hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 ini ditujukan untuk mengetahui prediktor penggunaan rumah sakit pada masyarakat Papua di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar merupakan survei skalan nasional yang dilakukan secara cross-sectional. Berdasarkan metode multi-stage cluster random sampling, didapatkan 30.620 responden umur ≥ 15 tahun ke atas di Papua. Pada tahap akhir digunakan uji Regresi Logistik Multinomial digunakan untuk mengetahui prediktor pemanfaatan rumah sakit.

Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 8 prediktor pemanfaatan rumah sakit pada pasien rawat jalan yang digunakan yang terdiri dari umur, ruralitas (perkotaan-perdesaan), jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, kepemilikan asuransi, waktu tempuh dan biaya transportasi. Sementara juga ditemukan bahwa ada 5 variabel prediktor pemanfaatan rumah sakit pada pasien rawat inap. Kelima variabel tersebut terdiri jenis kelamin, jenis pekerjaan, status sosial ekonomi, waktu tempuh dan biaya transportasi. Di sisi lain, didapatkan juga 2 prediktor dalam pemanfaatan rumah sakit dalam rawat jalan dan rawat inap sekaligus yaitu biaya perjalanan waktu dan transportasi ke rumah sakit. Secara keseluruhan terdapat 9 variabel prediktor pemanfaatan rumah sakit pada semua kategori (rawat jalan dan rawat inap).

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Artikel dapat ditemukan pada tautan berikut:

https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85087935220&origin=resultslist&sort=plf-f&src=s&st1=Laksono&st2=agung+dwi&nlo=1&nlr=20&nls=count-f&sid=2e09024c65ad86848554d4de591d293a&sot=anl&sdt=aut&sl=39&s=AU-ID%28%22Laksono%2c+Agung+Dwi%22+56429657100%29&relpos=7&citeCnt=0&searchTerm=

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).