Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi indeks saham syariah. (Sumber: Republika)

Investasi merupakan aktivitas transaksional yang sangat tinggi direkomendasikan dalam Islam. Hal ini, karena dengan berinvestasi, maka aset yang dimiliki juga akan membawa manfaat bagi orang lain (SUTEDI, 2011). Untuk individu atau pihak yang memiliki dana berlebih, berinvestasi di pasar modal bisa menjadi sebuah pilihan. Manfaat berinvestasi terutama di pasar modal bisa dirasakan oleh investor, perusahaan, dan negara. Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia telah memimpin munculnya pasar modal syariah. Pasar modal syariah adalah pasar di mana semua mekanisme aktivitas menjadi perhatian utama penerbit, jenis sekuritas yang diperdagangkan, dan mekanisme perdagangan yang masuk sesuai dengan prinsip syariah. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan terpenuhi adalah bahwa dalam melakukan transaksi efek di pasar modal, tidak diperbolehkan untuk berspekulasi atau memanipulasi apapun yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat, dan kezaliman.

Keberadaan pasar modal syariah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin berinvestasi dengan membeli sekuritas yang didasarkan pada kriteria syariah. Adanya pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan lahirnya danareksa syariah pada tahun 1997 oleh PT Danareksa Manajemen Investasi. Pada tahun 2000 Bursa Efek Indonesia dan PT Danareksa Investment Management bekerja sama meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) dan pada tahun 2003 pasar modal syariah resmi diluncurkan di Indonesia. Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hal tersebut, dikarenakan analisis dalam penelitian ini menggunakan statistic perhitungan dengan bantuan software SPSS. Data dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan. Data diperoleh dengan menggunakan purposive sampling teknik dari semua perusahaan yang sahamnya terdaftar di ISSI.

Dalam penelitian ini akan digunakan tiga rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (HORNE & WACHOWICZ, 2012). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan 2008-2016 dari perusahaan itu telah memenuhi kriteria sampel. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia dan Institut Pasar Modal Indonesia. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan pengelompokan perusahaan dibagi menjadi dua periode: ketika perusahaan belum terdaftar di ISSI, tahun 2008-2011 dan saat perusahaan itu berdiri terdaftar di ISSI, pada 2013-2016. Laporan keuangan tahunan itu juga digunakan untuk menghitung rasio kinerja keuangan, seperti rasio lancar, rasio hutang, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), pengembalian asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS). Untuk EPS angkanya tidak diperoleh melalui perhitungan rumus tetapi didapat dari angka-angka yang telah tersedia di perusahaan laporan laba rugi. Melalui hasil perhitungan rasio, pasangan sample t-test dilakukan jika data berdistribusi normal. Sementara tes peringkat bertanda tangan Wilcoxon dilakukan jika data tidak normal didistribusikan untuk mengetahui apakah ada perbedaan keuangan perusahaan kinerja sebelum dan sesudah saham perusahaan tercatat di ISSI.

Nilai korelasi Earning per Share (EPS) sebelum dan sesudah saham perusahaan yang tercatat di ISSI adalah 0,945, dengan signifikansi 0.000 (kurang dari 0,05). Uji-t tidak menunjukkan signifikansi dari korelasi antara ROA sebelum dan setelah terdaftar di ISSI. Nilai t sebesar -1,699 dengan probabilitas 0,124. Karena tes ini memiliki dua sisi, angka probabilitasnya dibagi dua menjadi 0,062. Karena 0,062> 0,025, maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Earning per Share (EPS) sebelum dan sesudah saham perusahaan didaftarkan di ISSI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan rasio solvabilitas perusahaan sebelum dan sesudah terdaftar di ISSI. Rasio likuiditas dan rasio profitabilitas perusahaan tidak berubah sebelum dan sesudah terdaftar di ISSI.

Penulis: Ari Prasetyo

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://produccioncientificaluz.org/index.php/opcion/article/view/31851/33100 TypeW�����/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).