Seminar Nasional Indonesia-Afrika: Bersama UNAIR Membangun Kerja Sama Bilateral melalui Pendidikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bersama Pusat Studi Afrika UNAIR kembali menggelar seri webinar yang bertajuk “Bersinergi Membangun Bersama di Masa Pandemi Covid-19”. Webinar seri kedua yang digelar pada Senin (14/9/2020) tersebut menghadirkan sederet narasumber utama, yakni Wakil Rektor 1 Prof. Dr. Ni Nyoman Tripuspaningsih, Daniel Tumpal Simanjuntak selaku Direktur Afrika, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Mahasiswa UNAIR asal Nigeria Silas Oghenemaro Emovwodo, serta CEO Markplus Institute Dr. Jacky Mussry.

Dekan FISIP UNAIR Dr. Falih Suaedi, M.Si selaku pembuka acara menerangkan bahwa penguatan hubungan bilateral tidak hanya dapat dilakukan melalui jalur politik dan ekonomi saja. “Pendidikan adalah salah satu instrumen diplomasi yang lebih soft dan elegan. Makanya kita memiliki Pusat Studi Afrika di FISIP yang tidak hanya menjadi pusat riset dan pendidikan, tapi juga jembatan hubungan antara UNAIR dan mahasiswa Afrika,” katanya.

Sementara itu Prof. Nyoman pada kesempatannya menunjukkan bagaimana peran dan kesuksesan UNAIR dalam membangun kesempatan pendidikan bagi mahasiswa internasional asal Afrika. Hal tersebut dapat dilihat pada mahasiswa Afrika yang beberapa kali berhasil menyabet gelar wisudawan terbaik yang terbilang sulit untuk diraih. Bahkan salah satu di antaranya berhasil melanjutkan studi S3 di kampus partnership UNAIR di Taiwan. “Selain itu tentunya kita memiliki beberapa beasiswa yang terbuka untuk mahasiswa Afrika,” paparnya.

Selanjutnya, Direktur Afrika menjelaskan bahwa kini Indonesia berusaha menggunakan sarana kerja sama ekonomi sebagai pembuka akses diplomasi pendidikan dengan memberikan beasiswa pendidikan sebagai bentuk corporate social responsibility. Daniel sendiri turut membuktikan bahwa banyak mahasiswa Afrika penerima beasiswa dan lulusan Indonesia yang sukses menduduki jabatan-jabatan penting di negaranya, mulai dari Menteri Pertahanan Madagaskar hingga Rektor di Uganda.

“Makanya harus diingat, peran para alumni lulusan Indonesia ini begitu besar. Sebagai duta diplomasi dua negara, penghubung potensi Indonesia-Afrika, hingga penasihat dalam memahami kultur bisnis di Afrika,” kata Direktur Afrika Kemenlu sekaligus calon mahasiswa S3 UNAIR tersebut.

Potensi kesuksesan beasiswa Indonesia terhadap mahasiswa Afrika tersebut diperkuat oleh mahasiswa S2 Media dan Komunikasi UNAIR Silas, yang membuat dirinya memperoleh banyak kesempatan berharga. “Selama di UNAIR saya telah mengikuti pertukaran budaya, menguasai bahasa baru, serta membangun jaringan persahabatan internasional. Saya telah mengalaminya, dan bisa berkata bahwa diplomasi pendidikan sangatlah penting,” ujar Silas dalam bahasa Indonesia.

Dr. Jacky Mussry di sisi lain hadir sebagai pengingat mengenai cepatnya perubahan sektor pendidikan serta strategi yang harus diambil oleh para stake holder. Demokratisasi pendidikan saat ini membuat universitas tidak hanya bersaing di tingkat domestik, akan tetapi juga global.

“Peran modal sosial lewat pendidikan itu penting. Pemerintah dan para stake holder harus mulai memberikan lebih banyak anggaran dan atensi bagi pemberian beasiswa dan pengembangan pendidikan. Karena kompetisi ke depan akan semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian,” ungkapnya.

Dalam seminar yang digelar secara daring via Zoom dan live streaming Youtube tersebut, turut hadir Duta Besar RI untuk Afrika Salman Al Farisi, Prof. Soedarso yang merupakan mantan rektor UNAIR sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Prancis, pengusaha Indonesia di Afrika Ir. Lenywati, serta moderator utama sekaligus Ketua Pusat Studi Afrika FISIP UNAIR Dr. Pinky Saptandari, Dra., M.A.

Penulis: Intang Arifia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).