Peran Media Sosial dalam Mempromosikan Partisipasi Politik: Pengalaman Lebanon

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kominfo.go.id

Penggunaan media sosial sebagai bagian dari pengalaman politik adalah tren yang muncul di bidang sosiologi pemuda dan sosiologi politik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran dinamis media sosial dalam mempromosikan partisipasi politik dalam masyarakat Lebanon. Metode survei kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan, dan total 260 kuesioner diisi sepanjang seluruh studi. Studi ini menunjukkan bahwa, orang secara terbuka berbagi pendapat politik mereka di platform media sosial, dan ekspresi mereka untuk berbagi dan belajar pengetahuan politik semakin meningkat. Mayoritas responden menggunakan Facebook, Twitter, dan Instagram untuk tujuan politik mereka. Media sosial telah membawa kemajuan inovatif yang membuat individu dapat berpartisipasi secara bebas dalam hal politik. Selain itu, dengan fitur-fitur menarik dan kebebasan untuk berbagi video, gambar, dan pembaruan status, aplikasi media sosial semakin memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi politik. Di saat media sosial memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik, media elektronik juga memfasilitasi suatu generasi dalam hal memperoleh pengetahuan politik dari talk show politik. Kesesuaian media sosial untuk menyebarkan sesuatu yang luas telah memicu fenomena menular yang memungkinkan setiap pemberitahuan dapat diakses oleh semua orang. Studi ini menyimpulkan bahwa media sosial cocok untuk platform politik daring, yang menyediakan kesempatan bagi responden untuk berpartisipasi dalam sektor politik negara tersebut.

Perkembangan media sosial telah membawa pembaruan dalam sosiologi tentang politik dan sosiologi kaum muda. Penelitian ini dilakukan di komunitas Lebanon di mana para pemuda semakin banyak menggunakan platform media sosial untuk tujuan politik. Pembuatan Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya, seperti Myspace dan LinkedIn, telah menghasilkan inovasi kemajuan ketika datang ke individu yang berpartisipasi secara bebas untuk alasan politik. Selain itu, dengan fitur-fitur menarik dan kebebasan untuk berbagi video, gambar, dan pembaruan status, media sosial aplikasi semakin memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi politik. Dimana media sosial berada memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik, media elektronik juga memfasilitasi generasi dalam hal mereka mendapatkan pengetahuan politik dari talk show politik.

Media sosial tepat untuk menyebarkan sesuatu yang luas telah memicu terjadinya fenomena menular yang memungkinkan setiap pemberitahuan yang disurvei untuk diakses oleh setiap dan semua orang. Studi ini menyimpulkan bahwa sebagian besar responden menggunakan Facebook dan Twitter untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Itu karena kemudahan penggunaan platform media sosial. Sampai batas tertentu, latar belakang pendidikan adalah sumber pengetahuan yang berguna ketika harus berdemonstrasi penggunaan teknologi di Lebanon. Berdasarkan penelitian saat ini, literatur terbuka menyarankan pilihan yang dibuat untuk menggunakan platform media sosial untuk alasan politik. Seperti partai politik menggunakan banyak untuk mengumpulkan orang demi keuntungan mereka, media sosial dapat menjadi sumber kemanjuran politik yang sangat baik. Menurut kajian kali ini, aktivitas masyarakat umum menghasilkan momentum politik perubahan dalam masyarakat Lebanon. Oleh karena itu, ranah online bukanlah cara untuk belajar dan berpartisipasi dalam karakter politik negara. Namun, partisipasi offline juga merupakan sumber pembelajaran yang baik dan partisipasi praktis.

Penulis: Muhammad Saud
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: https://doi.org/10.20473/mkp.V33I32020.248-255

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).