Webinar HMKH UNAIR Banyuwangi Bahas Inseminasi pada Unggas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ragil Angga Prastya, drh., M.Si. saat simulasi inseminasi Buatan pada unggas. (Sumber: Youtube HMKH)

UNAIR NEWS – Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat membuat inseminasi buatan tidak hanya dilakukan pada hewan besar saja. Tuntutan permintaan pasar yang terus meningkat membuat beberapa peternak kewalahan dalam menangani hal tersebut. Oleh karena itu, inseminasi buatan juga diterapkan pada hewan ternak kecil seperti unggas. Inseminasi buatan pada unggas tentu saja memiliki dampak yang signifikan, mengingat kawin alami pada unggas seperti ayam berlangsung lama.

Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) UNAIR di Banyuwangi pada Sabtu (12/9) kembali mengadakan webinar dengan mengangkat topik “Inseminasi Buatan pada Unggas”. Pada kesempatan tersebut Ragil Angga Prastya, drh., M.Si. selaku pemateri pada kegiatan menyampaikan bahwa sebagai dokter hewan tentu harus memahami bagaimana tata laksana inseminasi buatan pada unggas, hingga didapatkan hasil yang maksimal. 

“Sama seperti inseminasi buatan pada hewan besar, inseminasi buatan pada hewan kecil juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kekurangan yang ditimbulkan, inseminasi buatan harus dilakukan oleh seorang dokter hewan, paramedik veteriner, atau inseminator yang memiliki sertifikasi,” kata dokter Ragil. 

Selain itu, tambahnya, upaya pengembangbiakan ternak ayam pada umumnya masih menggunakan cara konvensional, yaitu melalui perkawinan secara alam. Campur tangan oleh peternak dalam hal sistem perkawinan ini masih sangat minim, sehingga efisiensi produksi rendah dan memberikan peluang terjadinya inbreeding yang relatif tinggi. Dampaknya akan menurunkan kemampuan produksi, dimana pertumbuhan lambat dan produksi telur makin menurun bagi generasi berikutnya.

“Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak dengan melakukan konservasi semen dan penerapan teknologi inseminasi buatan pada ayam. Dengan cara ini semen dari seekor pejantan dapat diencerkan untuk mengawini sekitar tujuh belas ekor betina,” papar dosen yang berfokus pada bidang reprooduksi tersebut.

Beberapa keuntungan dari inseminasi buatan pada unggas yaitu tingkat keberhasian lebih tinggi dibandingkan kawin alami, tidak memerkuran tempat yang  khusus, dapat memacu program rekayasa genetika, peningkatan produksi, pengadaan bibit unggul dan penurunan inbreeding pada populasi generasi inseminasi buatan. Disamping hal tersebut, juga terdapat beberapa kekurangannya, seperti inseminator yang  kurang terampil akan mengakitbatkan  kegagalan pada saat melakukan inseminasi buatan pada unggas. 

“Karena sampai saat ini belum ada produksi semen beku ayam, maka proses inseminasi buatan pada unggas harus dilakukan dengan cepat, hal ini dikarenakan semen segar akan cepat mati jika tidak langsung digunakan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).