Menilik Penentu Kelangsungan Hidup Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah, Apakah Rumah Sakit Siap dengan Layanan NICU?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi bayi di ruangan NICU. (Sumber: Mother and Baby Indonesia)

Ruang NICU atau Neonatal Intensive Care Unit adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami gangguan kesehatan, utamanya bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi lahir dengan berat rendah merupakan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan bayi normal lahir dengan berat badan di atas 2,5 kilogram. Bayi yang lahir kurang dari berat badan normal mempunyai beberapa efek negatif dalam perkembangannya seperti kesulitan bernafas, risiko infeksi telinga, masalah dalam menyusu dan gula darah rendah.

Berbagai variasi efek negatif tersebut dapat diatasi salah satu caranya dengan memberikan perawatan intensif di ruang NICU. Lama perawatan di ruang NICU berbeda-beda, tergantung kondisi dari setiap bayi. Adanya layanan NICU di rumah sakit sangat membantu kelangsungan hidup bayi dengan berat badan lahir rendah. Tetapi pada kenyataannya, masih sangat sedikit rumah sakit yang siap dalam memberikan layanan NICU di Indonesia. Pentingnya layanan NICU menuntut pihak rumah sakit untuk menyiapkan berbagai hal yang perlu disediakan demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien, mulai dari sarana prasarana, tenaga kesehatan, pelatihan layanan NICU, fasilitas penunjang, hingga sumber daya lainnya yang layak dan terbaik bagi pasien.

Sebelum membuat layanan NICU di rumah sakit, perlu adanya pengukuran kesiapan pelayanan untuk evaluasi dan rekomendasi dalam pemenuhan standar pelayanan minimum. Standar pelayanan minimum tersebut akan berdampak pada penurunan angka kematian bayi lebih dari 48 jam setelah di rawat untuk tiap 1000 penderita yang keluar rumah sakit baik hidup / mati atau disebut NDR (Net Death Rate). Pengukuran juga membahas faktor internal rumah sakit, prediksi kebutuhan pelayanan pada beberapa tahun selanjutnya dan rekomendasi untuk peningkatan layanan NICU.

Beberapa hal yang dapat menjadi acuan dalam mengukur kesiapan pelayanan NICU adalah jumlah sumber daya manusia, kompetensi petugas pelayanan NICU dan ketersediaan fasilitas. Faktor sumber daya manusia utamanya kurangnya jumlah tenaga kesehatan dipengaruhi oleh sedikitnya upah yang diterima, kondisi kerja yang buruk, dan sedikitnya motivasi dan moral untuk bekerja. Hal tersebut menyebabkan beban kerja yang berlebih pada tenaga kesehatan lain karena kurangnya tenaga kesehatan yang membantu dalam pelayanan NICU.

Selain itu, rumah sakit juga perlu untuk memastikan petugas pelayanan kesehatan NICU baik dokter, perawat, bidan maupun tenaga kesehatan lainnya mempunyai kompetensi yang dibuktikan dengan adanya sertifikat dan pelatihan. Jika tenaga kesehatan belum mempunyai kompetensi untuk melakukan layanan NICU, maka perlu melakukan strategi peningkatan kapasitas dengan mengirimkan dokter dan perawat untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan.

Salah satu penunjang yang paling penting dalam layanan NICU adalah ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana. Aspek fasilitas yang belum lengkap harus dipenuhi bagi rumah sakit utamanya dalam penyelenggaraan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Penguatan fasilitas kesehatan untuk pelayanan neonatus adalah hal yang wajib supaya kebutuhan medis saat gawat darurat terpenuhi sehingga dapat menurunkan AKB (Angka Kematian Bayi). Buruknya kualitas resusitasi noenatus di beberapa negara disebabkan kurangnya perlengkapan dan peralatan medis yang dibutuhkan.

Berdasarkan beberapa faktor pengukuran kesiapan layanan NICU tersebut, maka rumah sakit disarankan untuk memenuhi kriteria standar pengadaan layanan NICU demi terpenuhinya kesiapan layanan NICU. Jika rumah sakit telah memenuhi standar untuk mengadakan layanan NICU maka rumah sakit dapat dikatakan pula telah berhasil meningkatkan kualitas layanannya. Kualitas layanan rumah sakit yang meningkat utamanya pada layanan NICU menentukan kelangsungan hidup bayi utamanya bayi dengan berat badan lahir rendah.

Penulis: Thinni Nurul Rochmah

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link berikut ini,

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1213

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).