Budidaya Aquaponik di Tengah Pandemi Covid

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Jirifarm.com

Kemunculan Virus Corona atau disebut Coronavirus Disease (Covid-19) telah mengemparkan dunia. Virus ini pertama kali muncul di salah satu pasar hewan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei di Negara Tiongkok. Berita akan virus ini semakin menyebar dengan adanya cuplikan video yang menunjukan mengenai dampak kematian dari virus ini karena prosesnya yang begitu cepat. Orang yang sedang beraktivitas di tempat umum secara tiba-tiba berjatuhan dan meninggal karena sebab yang belum jelas. Akan tetapi, sebagaian negara yang tinggal sangat jauh dari wilayah Tiongkok tentunya tidak menyangka jika virus ini bisa tersebar ke seluruh belahan dunia hingga masuk ke negara kita, Indonesia.

World Health Organization (WHO) selaku organisasi kesehatan dunia mengumumkan pada 30 Januari 2020 sebagai kondisi darurat kesehatan internasional. Hal ini menunjukan bahwasanya virus corona sangat membahayakan bagi penduduk di seluruh dunia karena berakibat kematian. Hingga pada akhirnya WHO menetapkan pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa COVID-19 adalah wabah pandemik. Hal ini menunjukan bahwasanya virus ini telah menginfeksi banyak orang di seluruh penjuru dunia serta membahayakan bagi siapapun orang yang terkena virus tersebut. Dilansir dari Kompas.com Per 29 Agustus 2020 sudah tercatat lebih dari 24,6 juta kasus yang menyebabkan 835 ribu kematian di dunia, sedangkan di Indonesia sendiri sudah tercatat 165.887 kasus yang menyebabkan 7.169 kematian.

Pemerintah di berbagai belahan dunia, terutama pemerintah Indonesia terus mengupayakan berbagai srategi ampuh untuk menghambat penyebaran, menyelamatkan nyawa warganya,  mengantisipasi serta meminimalisir dampaknya terhadap berbagai sektor akibat dari virus covid-19 ini. Berbagai strategi pemerintah dalam menangani pandemik ini seperti pengetesan warga secara masal baik melalui uji rapid tes maupun swab tes, menerapkan lockdown atau karantina wilayah, bahkan tercetus strategi herd imunity/kekebalan kelompok yang sempat dilirik negara Inggris dan Belanda dalam melawan corona di daerahnya. Hingga saat ini pemerintah pusat maupun daerah menghimbau masyarakat untuk membatasi aktifitas diluar rumah dan tetap di rumah saja. Hal ini bertujuan untuk memutus penyebaran virus covid-19 ini agar tidak meluas dengan cepat. Tagar #dirumahaja digalakkan pemerintah lewat berbagai institusi, Media Televisi, hingga Social Media agar masyarakat mendapat pesan tersebut dan mematuhinya. 

Pembatasan aktivitas ini diharapkan dapat memperlambat penyebaran virus corona yang relatif cepat dan tidak terdeteksi. Selain itu, kita juga dihimbau untuk melakukan physical distancing dengan menjaga jarak satu sama lain dan selalu menggunakan masker bila keluar dari rumah. Sudah hampir 6 bulan lamanya pandemi covid 19 masuk ke Indonesia. Dimana, mengharuskan kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Sebagaian dari kita merasa bosan dan jenuh dengan menghabiskan banyak waktu di rumah saja. Padahal, ada banyak kegiatan-kegiatan positif yang dapat bermanfaat bagi kita. Salah satunya adalah budidaya ikan sistem Aquaponik.

Budidaya Aquaponik merupakan sistem budidaya yang mengkombinasikan dua aspek yaitu pertanian dan perikanan. Pada sistem budidaya ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Apalagi Upaya menambah luasan lahan pertanian sebagai solusi peningkatan ketahanan pangan masih menemui banyak kendala. Maka sistem budidaya akuaponik menjadi salah satu potensi yang dabat dikembangkan terutama wilayah perkotaan yang padat penduduk. Selain mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan, Kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi bisnis pertanian dan perikanan sekaligus. Seperti dilansir dari Jurnalasia.com, budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanaman dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik. Dalam budidaya hewan air, limbah menumpuk di dalam air, sehingga bersifat toksik bagi ikan.

Limbah kaya hara tersebut selanjutnya disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis tanaman. Setelah itu, air menjadi bersih dan kaya oksigen yang diresirkulasi kembali ke dalam kolam. Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya.

Pada dasarnya, aquaponik adalah sistem produksi pangan berkelanjutan yang menggabungkan budidaya tradisional (membesarkan hewan air seperti lobster, ikan, atau udang dalam bak atau kolam) dengan hidroponik (budidaya tanaman dalam air) di dalam lingkungan simbiosis. Sehingga teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di tengah Pandemi Covid 19 ini. Dengan itu kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan positif dan berperan penting dalam memutus penyebaran Virus Covid-19 dengan di rumah saja. Pandemi ini mengajarkan kita akan pentingnya menghargai waktu, dimana kebanyakan kita lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Hingga kita tidak ada waktu untuk berkegiatan di rumah. Padahal waktu di rumah adalah waktu terbaik kita untuk sekedar istirahat, berkumpul dengan keluarga hingga melakukan kegiatan positif yang bermanfaat bagi kita. Karena kebahagaiaan kita ada di dalam rumah kita.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama (Mahasiswa Akuakultur dan Wakil Ketua HIMAKUA PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).