Risiko Kardiovaskuler 5 Tahun Pasca Preeklampsia Tipe Dini dan Lambat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Viva

Preeklampsia (PE) menimbulkan banyak masalah pada kehamilan, bukan hanya karena komplikasi saat hamil dan menjadi penyebab kematian ibu yang terbanyak, namun juga beresiko menimbulkan komplikasi pasca persalinan. Kelainan pada kehamilan yang ditandai peningkatan tekanan darah pada ibu hamil di usia kehamilan 5 bulan (20 minggu) menjadi topik yang hangat dibahas karena berhubungan dengan terjadinya resiko penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) jangka pendek maupun jangka panjang. Preeklampsia dapat terjadi pada usia kehamilan yang relative muda yaitu kurang dari 34 minggu (8 bulan) yang sering disebut dengan preeklampsia tipe dini dan terjadi pada usia kehamilan lanjut (lebih dari 8 bulan) yang disebut preeklampsia tipe lambat.

Pada PE tipe dini secara teori disebabkan karena gangguan adaptasi sel-sel trophoblast pada saat awal kehamilan, sehingga pada tipe ini biasanya terjadi gangguan yang lebih berat pada ibu hamil dan janinnya. Ibu hamil seringkali mengalami komplikasi yang berat seperti terjadi sesak ( paru edem), kejang (eklampsia), gagal ginjal. Begitupun bayinya biasanya mengalami hambatan pertumbuhan karena aliran darah yang tidak normal sehingga bayi lahir dengan berat yang rendah. Sebaliknya pada tipe PE yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 8 bulan, yang disebut dengan preklampsia tipe lambat, karena terjadinya gangguan pada akhir kehamilan sehingga  jarang menimbulkan komplikasi yang berat pada ibu dan janin.

Selain komplikasi saat hamil resiko komplikasi paska persalinanpun mengintai ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Komplikasi paska salin ini bisa terjadi jangka pendek (kurang dari 6 bulan) maupun jangka Panjang (lebih dari 10 tahun). Dan diduga komplikasi dari tipe dini dan tipe lambat preeklampsia inipun berbeda.Penelitian di RS Dr. Soetomo mengamati komplikasi jangka menengah (5 tahun) paska persalinan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Pasien yang melahirkan pada tahun 2013-2014, terdiagnosa preeklampsia tanpa penyakit lain seperti hipertensi, diabetes penyakit jantung, kegemukan dan tinggal di kota Surabaya ditelusuri data rekam medis saat dirawat, kemudian pasien dihubungi kembali untuk dilakukan pemeriksaan dan dievaluasi kemungkinan terjadinya komplikasi. Dari 192sampel yang tercatat hanya 42sampel (17 tipe dini dan 25 tipe lambat)  yang berhasil dihubungi dan bersedia bergabung dalam penelitian ini.

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap tekanan darah, indeks masa tubuh, lingkar pinggang, kadar gula darah dan kolesterol, dan resiko kardiovaskuler dengan skor Framingham diperoleh hasil hampir semua pasien mengalami hipertensi yang menetap 5 tahun paska kehamilan dengan preeklampsia. Lebih dari 50% mempunyai indeks masa tubuh yang lebih dari 30 yang artinya mengalami obesitas dan mengalami sindrom metabolik (obesitas,  kadar kolesterol HDL < 50, Trigliserida > 150, Gula darah puasa ³ 126 dan hipertensi). Demikian juga dengan lingkar pinggang, tercatat lebih tinggi dibanding standar normal.

Jika dibandingkan antara preeklampsia tipe dinidan tipe lambat, Nampak bahwa pada tipe dini mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibanding tipe lambat. Pada tipe dini tercatat lebih banyak mengalami hipertensi sedang-berat, sedangkan tipe lambat sebagian besar mengalami hipertensi ringan. Demikian juga dengan indeks massa tubuh, pada kelompok PE tipe dini mempunyai prosentase obesitas  lebih tinggi dibanding PE tipe lambat walaupun tidak signifikan. Lingkar pinggang wanita yang mengalami PE tipe dini rata-rata lebih tinggi dibanding normal. Lingkar pinggang besar, pertanda terjadinya obesitas sentral yang beresiko mengalami gangguan metabolik jangka panjang dan penyakit kardiovaskuler.

Resiko kardio vaskuler (Hipertensi dan sindroma metabolik) juga terbukti lebih tinggi pada PE tipe dini dibandingkan PE tipe lambat. Wanita yang mengalami PE tipe dini saat hamil berisiko 1.4 kali lebih tinggiterjadi komplikasi kardiovaskuler dibanding PE tipe lambat. Sehingga penyesuaian gaya hidup harus dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko kardiovaskuler. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa wanita yang mengalami preeklampsia tipe dini saat hamil mempunyai resiko  kardiovaskuler yang lebih besar dibanding preeklampsia tipe lambat. Resiko hipertensi sedang-berat dan sindrom metabolik 1.4 kali lebih tinggi pada wanita yang mengalami preeklampsia tipe dini dibanding preeklamsia tipe lambat.

Penulis: Dr. Ernawati, dr. SpOG(K)

Berikut link terkait tulisan di atas: http://www.connectjournals.com/toc.php?bookmark=CJ-033216&&%20volume=19&&%20issue_id=Supp-02&&%20issue_month=December&&year=2019

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).