Sitokin dan Kemokin Berguna Menjadi Imun Alami pada Penyakit Periodontal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Periodontitis adalah keradangan yang menyerang jaringan periodontal yang merupakan jaringan penyangga gigi. Periodontitis merupakan penyakit yang umum terjadi di berbagai populasi di seluruh dunia. Periodontitis terjadi karena adanya koloni bakteri anaerob gram negatif. Penyakit ini memiliki dua bentuk utama yaitu periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Meskipun penyakit periodontal diawali dengan bakteri yang berkolonisasi pada permukaan gigi dan sulkus gingiva, respon tubuh memiliki peranan penting dalam proses pengrusakan jaringan ikat dan tulang.

Artikel ini membahas mengenai peranan sitokin dan kemokin pada penyakit periodontal. Ketika respons imun berlangsung, sitokin dan kemokin yang dilepaskan dapat merusak ligamen periodontal, gingiva, dan tulang alveolar. Ada banyak jenis sitokin dan kemokin pada penyakit periodontitis. Sitokin adalah mediator peptida yang bertanggung jawab untuk pengiriman sinyal dan komunikasi sel. Sementara kemokin adalah subfamili sitokin yang memiliki kemampuan untuk mengoordinasikan perekrutan dan aktivasi leukosit. Dari sekian banyak sitokin yang dihasilkan, sel-sel yang berperan pada penyakit periodontal adalah Interleukin-1, Interleukin-6, Tumor necrosis factor α, dan Interferon- gamma.

Proses inflamasi pada penyakit periodontitis melibatkan respon imun alami dan imun adaptif. Sistem imun alami adalah suatu mekanisme yang paling awal dalam memberikan perlindungan untuk melawan infeksi atau inflamasi, sementara sistem imun adaptif membutuhkan waktu untuk mengenal antigen sebelum dapat memberikan responnya.  Disini, sitokin dan kemokin merupakan bagian dari system imun alami.

Respon awal terhadap infeksi bakteri pada jaringan periodontal adalah reaksi inflamasi lokal yang mengaktifkan sistem imun alami. Respon awal lokal ini menyebabkan pelepasan sejumlah sitokin dan mediator-mediator yang meluas melalui jaringan gingiva. Apabila inflamasi awal di dalam jaringan gingiva tidak mampu melawan infeksi bakteri, dapat menyebabkan perluasan respon hingga ke tulang alveolar. Proses inflamasi tersebut kemudian menyebabkan destruksi jaringan dan tulang alveolar yang merupakan tanda utama penyakit periodontal. Apabila sel-sel host dan sejumlah mediator tersebut tidak mampu melawan serangan bakteri, maka respon imun adaptif akan teraktivasi dalam upaya untuk mengatasi penyakit periodontal tersebut.

Penulis: Doaa Elsayed Ramadan, DDS., M.Kes.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7440949/

Ramadan DE, Hariyani N, Indrawati R, Ridwan RD, Diyatri I. Cytokines and Chemokines in Periodontitis. European Journal of Dentistry. 2020 Jul; 14(3): 483–495.

DOI: 10.1055/s-0040-1712718

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).