Kencing manis (Diabetes Mellitus) merupakan suatu penyakit dimana kadar gula (Glukosa) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar glukosa darah yang tidak terkendali dan tertangani dengan baik bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Gula darah rendah (hipoglikemia) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat penurunan kadar glukosa darah dibawah rentang batas normal. Hipoglikemia apabila tidak segera ditangani dengan tepat, akan menyebabkan gangguan fungsi saraf otak yang bila berlangsung lama akan meningkatkan kejadian kematian atau kejadian sakit.
Kejadian hipoglikemia cukup tinggi, kurang lebih 90% pasien yang mendapatkan terapi insulin pernah mengalami hipoglikemia. Peningkatan prevalensi dan resiko hipoglikemia berat berkaitan erat dengan kemampuan penderita diabetes dalam mengelola penyakitnya. Perkembangan hipoglikemia ke dalam keadaan yang lebih berat dapat dicegah dengan peningkatan kemampuan penderita diabetis millitus dalam mengontrol kadar glukosa darah, deteksi dini terjadi hipoglikemia, dan penatalaksanaan yang tepat sehingga komplikasi yang lebih berat dapat dicegah. Langkah penting yang perlu dijalankan agar penderita diabetis mellitus dapat hidup sehat, yang disebut dengan empat pilar pengendalian diabetis millitus (Edukasi, Pengaturan Makan, Olahraga/ gerak badan, Obat: tablet atau insulin). Apabila penderita diabetis millitus tidak melaksanakan empat pilar pengendalian diabetis millitus maka penderita tersebut akan mengalami kompikasi diabetis millitus dapat muncul secara akut atau timbul secara mendadak yaitu hipoglikemia dan gangguan kesadaran akibat kencing manis. Pencegahan terjadinya komplikasi akut pada penderita diabetis millitus dengan cara mengendalikan kadar glukosa darah, menghidari makanan-makanan yang kadar gulanya tinggi, minum obat sesuai petunjuk dokter (jumlah dosis dan aturannya diminum sebelum atau sesudah makan), melakukan olah raga yang teratur.
Secara teori menunjukkan bahwa kalau pasien diabetis mellitus perlu menjaga empat pilar tersebut sehingga tidak terjadi hipoglikemia. Selain hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, pendidikan, dan usia orang tersebut dengan kejadian hipoglikemia. Fakta tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukka bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menggunakan insulin adalah jenis kelamin, usia, berat badan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dosis insulin dan jenis insulin. Penelitian ini hanya menguji pada lima indikator tersebut, tetapi penelitian sebelumnya telah menambahkan berat badan dan dosen insulin. Meskipun ada indikator yang berbeda, tetapi dalam penelitian ini telah diketahui indikator yang paling besar mempunyai pengaruhnya dalam kejadian hipoglikemia.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber acuan dalam mengenal karakteristik atau faktor kejadian gula darah rendah pada pasien kencing manis. Faktor yang mengakibatkan gula darah rendah pada orang yang mempunyai penyakit kencing manis secara ilmiah adalah jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, pendidikan, dan usia orang tersebut. Faktor yang paling sering mengakibatkan gula darah rendah pada orang yang mempunyai penyakit kencing manis yang secara ilmiah dapat dilihat pada artikel aslinya.
Penulis: Dr. Abu Bakar, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.11.020
Abu Bakar, Siti Nur Qomariah, Candra Hadi Santoso, Mono Pratiko Gustomi, Yuanita Syaiful, & Lilis Fatmawati; “Factors the incidence of hypoglycemia in diabetesmellitus patients: A pilot study in the emergencyroom”; Enferm Clin. 2020;30(S5):46-49
