Cerita Calon Dokter Gigi yang Gemar Berwirausaha

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Seperti yang dikatakan oleh Thomas Alva Edison ‘ketika seseorang gagal mereka tidak menyadari bahwa sudah sangat dekat dengan keberhasilan’. Hal itu sangat berperan penting dalam pembentukan mental yang tangguh dan keuletan dalam berwirausaha agar tidak mudah menyerah.


Layaknya yang saat ini ditekuni oleh Annisa Fitria Sari, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2017. Ia merupakan sosok yang ulet dan memiliki ketekunan berwirausaha sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).


“Saat itu kelas 1 SD, saya sudah diajari untuk berwirausaha oleh orangtua. Saya masih ingat, waktu itu menjual balon air dari sabun,” terang Annisa pada Selasa (11/8/2020).


Berkat mental wirausaha yang ditanamkan sejak kecil, Annisa yang terus tumbuh kian piawai dan tahan banting dalam berdagang. Ia telah terlatih untuk bangkit disaat merugi dan tidak tinggi hati ketika meraup untung.
Annisa mengaku terinspirasi dari semangat orangtuanya. Menurut pengakuannya, semasa Ayahnya menempuh pendidikan spesialis, Ibunda Annisa dengan tangguh berjualan ke sana-kemari.


“Dulu Ayah saya juga turut berjualan sepatu ke rekan-rekannya di Rumah Sakit. Hal tersebut secara tidak langsung menumbuhkan mental saya untuk tidak malu saat berjualan,” imbuh gadis kelahiran Surakarta, 11 Februari 1999 itu.


Sejak September 2019, Annisa merintis usahanya sendiri, yakni berjualan dimsum yang saat ini banyak diminati sebagai camilan. Di balik produk yang dijualnya, ternyata ada kisah menarik yang dapat menginspirasi.
“Awalnya dibawain tester dimsum sama Ibu, ternyata itu buatan temennya. Terus kata Ibu kurang laku, karena temennya itu kurang piawai ngejualnya,” jelasnya.


“Saat itu aku sama ibu ngasih saran buat memperbaiki resepnya dan mulai bantu jualin ke tetangga dan temen-temen,” tambahnya.


Berkat trafik penjualan yang terus naik dan produknya potensial, Annisa mulai semangat dan memperluas pemasaran dimsumnya. Ia berperan sebagai distributor dan mulai memasarkannya di area Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo.


Semula ia tidak memberikan merk produk, namun pada Maret 2020 ia menamai produknya dengan nama ‘dimsum.bun’. Merk ‘bun’ ia ambil dari nama produk ‘bubur bayi.bun’ yang merupakan produk ibunda Annisa.


“Alhamdulillah, sudah ada beberapa teman yang mau jadi reseller di Jakarta, Yogyakarta, dan Solo,” ujar Annisa yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FKG UNAIR.


Menurutnya, ia menjualkan produk tersebut karena empati dan potensi pasar yang terlihat. Annisa berperan sebagai distributor, sedangkan teman ibundanya sebagai produsen, kegiatan tersebut sama-sama menguntungkan dan patut dicontoh.


“Saranku, selagi ada waktu, tenaga, dan kesehatan, kenapa tidak kita pakai kesempatan ini untuk mencoba mulai berbisnis berdasarkan passion masing-masing. Kalau tak kunjung dimulai kan enggak bakal bisa, hehe,” pungkas gadis asal Gresik itu.(*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti
Editor: Feri Fenroria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).