Dua Pakar Akuntansi Telaah Sisi Gelap Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) menyelenggarakan FEB’s Intenational E-Seminar Series bertajuk The Dark Side in Management Practice for Research Project. Sesi pertama E-Seminar tersebut membahas mengenai “The Dark Side from Financial and Management Accounting Side” (14/8/2020).

Dr. Fathyah Hashim menjadi pembicara dalam FEB’s International E-Seminar Series dan membahas mengenai sisi gelap dari Akuntansi Keuangan. Dosen Senior Akuntansi Keuangan lulusan Sekolah Bisnis University of Malaysia itu menjekaskan tujuan dari akuntansi. Menurutnya, tujuan dasar akuntansi adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan bisnis bagi perusahaan.

“Sedangkan tujuan utamanya adalah untuk menyiapkan laporan keuangan secara akurat,” jelasnya.

Kualitas pelaporan keuangan, lanjutnya merupakan masalah global dan tetap menjadi pembahasan di kalangan akademisi selama beberapa dekade. Kualitas pelaporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu High-Quality Financial Reporting dan Low-Quality Financial Reporting.

Dr. Fathyah menjelaskan bahwa High-Quality Financial Reporting (Pelaporan keuangan berkualitas tinggi) memberikan informasi yang berguna dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan. Sedangkan Low-Quality Financial Reporting (Pelaporan keuangan berkualitas rendah) mengandung informasi yang tidak akurat, menyesatkan, dan atau tidak lengkap.

“Pelaporan keuangan yang mengandung overstatement dan atau understatement dari saldo laporan keuangan yang dilakukan secara sengaja dapat diindikasikan sebagai fraud (kecurangan),” tambahnya.

Lebih lanjut, Prof. Dr. I Made Narsa membahas sisi gelap dari Akuntansi Manajemen. Menurutnya, paradigma merupakan cara melihat dan tidak melihat. Ada empat paradigma dark side (sisi gelap) berdasarkan teori Burrel and Morgan’s.

Ialah Humanis Radikal, Strukturalis Radikal, Fungsionalis dan Interpretivist. Selain itu, lanjutnya, berdasarkan Asumsi Bedrock, teori selalu dibangun dalam kerangka asumsi fundamental dan asumsi teoritis.

“Hal-hal di luar asumsi tersebut merupakan dark side (sisi gelap),” jealasnya.

Berbeda dengan Akuntansi Keuangan, penerapan Akuntansi Manajemen di dalam perusahaan sangat fleksibel dan tidak memilki asumsi dasar. Aturan utamanya adalah kebutuhan manajemen.

“Hal ini menjadi kendala dalam penelitian kuantitatif sekaligus menjadi tantangan dan peluang untuk melaksanakan penelitian alternatif,” tutupnya.

Pada akhir, Prof Narsa juga menjelaskan bahwa ada empat perilaku oportunistik. Ialah agresivensi akuntansi, agresivensi pajak, slack bugetary, dan skandal audit. (*)

Penulis: Sandi Prabowo

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).