Perbandingan Metformin, Cisplatin, dan Kombinasi Keduanya pada Apoptosis Kanker Kandung Kemih

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kanker kandung kemih. (Sumber: alodokter)

Kanker kandung kemih adalah salah satu kanker yang paling umum di saluran kemih dan merupakan keganasan ke-9 dari semua keganasan di dunia. Pada pria, kanker kandung kemih adalah keganasan ke-7 yang paling umum dengan kejadian 10,1 per 1.000.000 populasi, sementara pada wanita itu menempati urutan ke-17 dengan insiden 2,5 per 1.000.000 populasi.

Sekitar dua per tiga dari kasus kanker kandung kemih adalah kanker kandung kemih non-otot (NMIBC) dan sekitar sepertiga dari mereka adalah kandung kemih invasif otot kanker (MIBC). Saat ini, pengobatan standar untuk kanker kandung kemih adalah reseksi transurethral dari tumor kandung kemih (TURB), diikuti oleh penanaman intravesical pada kasus NMIBC dan kistektomi radikal atau kemoterapi dengan radioterapi pada kasus MIBC. Namun, perkembangan dan kambuhnya kanker kandung kemih masih umum terjadi

Beberapa sel kanker kandung kemih dapat menjadi resisten terhadap kemoterapi yang mengakibatkan kekambuhan dan / atau perkembangan menjadi kanker yang lebih parah. Sebagai contoh, sel-sel kanker kandung kemih yang awalnya sensitif terhadap kemoterapi kombinasi berbasis cisplatin bisa menjadi resisten terhadap agen-agen kemoterapi ini. Kemoterapi berbasis cisplatin umumnya digunakan untuk MIBC, yang dikombinasikan dengan agen kemoterapi lainnya. Namun, tingkat keberhasilan kemoterapi kombinasi masih rendah.

Tingkat respons untuk MVAC (Methotrexate, Vinblastine, Adriamycin, dan Cisplatin) adalah 46% sementara GC (Gemcitabine dan Cisplatin) adalah 49%. Tingkat kelangsungan hidup MVAC dan GC masing-masing adalah 14,8 dan 13,8 bulan. Kondisi ini menunjukkan kurangnya kemanjuran kemoterapi standar yang saat ini tersedia. Selain itu, efek samping dari masing-masing kemoterapi ini juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.

Metformin adalah salah satu obat diabetes mellitus (DM) tipe II. Metformin memiliki kemampuan untuk mengurangi insiden dan prevalensi berbagai jenis kanker pada model hewan. Metformin juga mampu mengurangi perkembangan dan kambuhnya berbagai jenis kanker pada model hewan. Secara khusus, metformin juga mampu mengurangi kejadian kanker kandung kemih pada pasien diabetes. Selain itu, metformin juga dapat meningkatkan kelangsungan hidup bebas kekambuhan dan kelangsungan hidup khusus kanker kandung kemih pasien diabetes setelah kistektomi radikal. Pada tingkat sel, metformin juga mampu menginduksi apoptosis dan mengurangi proliferasi sel kanker kandung kemih.

Uji sitotoksisitas merupakan suatu uji pendahuluan untuk mengetahui potensi ketoksikan senyawa terhadap sel kanker. Uji sitotoksisitas dalam penelitian ini menggunakan metode microculture tetrazolium salt (MTT) assay membuktikan bahwa metformin mampu mengurangi proliferasi sel kanker kandung kemih. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa metformin memiliki efek anti kanker kandung kemih dan efektif pada beberapa jenis kanker.

Paparan cisplatin pada sel kanker kandung kemih juga memiliki efek yang serupa pada metformin. Semakin besar dan lama paparan cisplatin, semakin rendah proliferasi sel kanker kandung kemih. Lebih jauh, dosis metformin yang dibutuhkan untuk mencapai viabilitas sel 50% (IC50) jauh lebih besar daripada dosis cisplatin.

Penelitian ini mengamati sel kanker kandung kemih setelah terpapar metformin atau cisplatin baik sebagai agen tunggal maupun kombinasi dengan dosis yang berbeda. Hal ini menjadi sangat penting karena dalam uji sitotoksisitas, tidak diketahui apakah kematian sel disebabkan oleh apoptosis atau nekrosis. Tes apoptosis dalam penelitian ini terdiri dari lima kelompok, yaitu satu kelompok kontrol (tanpa pengobatan) dan lima kelompok perlakuan yang diberi metformin IC50, cisplatin IC50, kombinasi ¼ IC50 (metformin dan cisplatin), ½ IC50 (metformin dan cisplatin), dan IC50 (metformin dan cisplatin) yang diperoleh dari tes sitotoksisitas sebelumnya.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa metformin tunggal tidak mampu secara signifikan meningkatkan apoptosis sel kanker kandung kemih dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sebaliknya, pemberian cisplatin secara signifikan meningkatkan apoptosis sel kanker kandung kemih dibandingkan dengan kontrol. Hasil ini mematahkan teori sebelumnya yang menjelaskan bahwa metformin dapat meningkatkan apoptosis sel kanker kandung kemih. Penambahan dosis kombinasi metformin+cisplatin menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah apoptosis, yang dikenal dari Analisis Post Hoc di mana kelompok kombinasi metformin+ dosis cisplatin ¼ IC50 awalnya tidak berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol, menjadi berbeda secara signifikan ketika dosis ditingkatkan menjadi ½ IC50 dan IC50.

Metformin dosis IC50 tidak dapat meningkatkan apoptosis sel kanker buli. Sementara itu, cisplatin dosis IC50 dapat meningkatkan apoptosis sel kanker buli secara signifikan. Kombinasi metformin dan cisplatin juga dapat meningkatkan apoptosis sel kanker buli. Peningkatan dosis kombinasi metformin dan cisplatin sejalan dengan peningkatan besaran apoptosis sel kanker buli. (*)

Penulis: Arifai Lumbangaol, Lukman Hakim, Doddy M. Soebadi, Tarmono Djojodimedjo

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://juri.urologi.or.id/juri/article/view/600

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).