Koneksi Politik, Overinvestment, dan Mekanisme Tata Kelola di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi koneksi politik. (Sumber: Artikel SpaceStock

Isu koneksi politik pada perusahaan menarik untuk dibahas sebab perusahaan yang memiliki koneksi politik diindikasikan memiliki beberapa keuntungan, sehinga tidak jarang koneksi politik ini disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan menjatuhkan pihak lain.  Penelitian diuji untuk menilai perusahaan-perusahan di Indonesia, sebab Indonesia merupakan negara dengan sistem demokrasi dan multi partai. Bahkan Indonesia memiliki jumlah partai politik yang tinggi dan cenderung memiliki political turnover yang tinggi pula, sehingga tinggi kemungkinan koneksi politik di Indonesia bisa saja tidak memberikan keuntungan yang stabil bagi pihak yang berelasi karena tergantung pada era presiden yang memimpin. Oleh sebab itu penelitian ini melihat dampak koneksi politik pada overinvestment di Indonesia, dan bagaimana mekanisme tata kelola perusahaan mempengaruhi hubungan tersebut.

Koneksi Politik dan Overinvestment

Perusahaan yang memiliki koneksi politik diindikasikan dengan adanya pemegang saham mayoritas atau anggota top management yang memiliki kedudukan di pemerintahan  atau berelasi dekat dengan tokoh politikus. Penelitian ini akan berfokus pada latar belakang koneksi politik yang dimiliki oleh dewan direksi, dewan komisaris, dan komite audit perusahaan. Dengan adanya koneksi politik bisa dirasa mempengaruhi kebijakan investasi perusahaan karena terpengaruh oleh kebijakan pemerintah.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki sistem politik demokrasi dan multi partai, yang mana kondisi politik ini jauh berbeda dengan kondisi politik dari penelitian yang pernah dilakukan di Cina. Sehingga keuntungan yang didapat melalui koneksi politik ini akan berbeda. Dari segi perekonomian di Indonesia merupakan sistem campuran antara sektor swasta dan pemerintahan yang sama-sama memiliki peran yang signifikan.

Selanjutnya untuk peraturan mengenai keputusan investasi di Indonesia pun masih berkonsentrasi pada investor individu, dan belum terdapat peraturan yang signifikan untuk mengatur kebijakan investasi bagi perusahaan. Sehingga inefisiensi investasi yang dipicu oleh agency problem bisa saja terjadi, yang mana perusahaan bisa mengalami overinvestment, yang ditandai dengan pengeluaran investasi yang melebih jumlah ekspektasi atau underinvestment, yang ditandai dengan pengeluaran investasi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ekspektasi.

Mekanisme Tata Kelola dan Hubungan Antara Koneksi Politik-Overinvestment

Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dari segi internal dan eksternal sangat penting untuk mengatasi adanya masalah manajerial dalam perusahaan, sebab adanya pihak eksternal akan membantu menyadari dan mengatasi adanya kemungkinan masalah informasi manajeria dengan cara pandang yang berbeda. Dengan adanya komposisi dewan direksi independen , hal ini bisa memitigasi efek negatif yang mungkin disebabkan oleh manajemen internal perusahaan. Dalam kaitannya masalah overinvestment, mekanisme tata kelola pada sebuah perusahaan dapat mempengaruhi level aktivitas investasi pada sebuah perusahaan, sehingga diharapkan bisa memitigasi adanya overinvestment yang terjadi.  

Metode dan Hasil

Data yang digunakan adalah data perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2017, kecuali data perusahaan finansial. Pengukuran overinvestment dilakukan dengan dua cara, yang pertama menetapkan residual value baik bernilai positif atau negatif sebagai overinvestment, dan kedua menetapkan apabila residual value bernilai positif maka overinvestment, dan bernilai negatif maka underinvestment. Hasil sampel akhir yang digunakan terdiri dari 1.044 perusahaan untuk pengukuran yang pertama, dan 543 perusahaan untuk sampel pengukuran yang kedua. Selanjutnya untuk menganalisis hasil, penelitian ini menggunakan OLS Regression dan Coarsened Exact Matching Regression untuk memperkuat hasil dan memastikan bahwa pengelompokan grup observasi adalah acak.  

Hasil penelitian menunjukan bahwa koneksi politik pada perusahaan memiliki asosiasi negatif secara signifikan dengan overinvestment pada perusahaan.  Hasil signifikan itu terjadi pada kedua model pengukuran overinvestment. Selanjutnya penelitian ini menemukan bahwa mekanisme tata kelola dari luar dan dalam perusahaan memang menguatkan hubungan negatif antara koneksi politik dan overinvestment perusahaan di Indonesia. Hal ini terjadi karena keberadaan dewan direksi independen dan auditor oleh Big Four Company efektif memitigasi dampak merugikan dari overinvestment.

Penulis: Iman Harymawan,

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23322039.2020.1790220

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).