Hubungan Usia, Masa Kerja, dan Sikap Kerja dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc

Pekerjaan membatik merupakan suatu pekerjaan dengan posisi tangan menjepit canting dan menekuk. Sikap kerja yang tidak alamiah dalam waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada pekerja, salah satunya bagian tubuh tertentu seperti tangan. Penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS) erat hubungannya dengan penggunaan tangan secara berulang serta berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia, masa kerja dan sikap kerja dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja di Industri Batik Sumenep.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik menggunakan metode observasional dan melalui pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian adalah seluruh pengrajin batik yang bekerja menggunakan canting dengan jumlah 47 sehingga didapatkan sampel sebanyak 32 orang. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, kuesioner, tes panel, dan pengukuran sikap kerja menggunakan lembar observasi RULA.Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 68,8% responden mengalami adanya keluhan Carpal Tunnel Syndrome.  Keluhan CTS mayoritas pada responden usia 36-45 tahun, masa kerja >10 tahun, dan sikap kerja dengan kategori risiko tinggi.

Pada penelitian ini, mayoritas responden yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome yaitu dalam kategori usia 36-45 tahun atau sebesar 34,4% dan terdapat hasil bahwa ada hubungan dengan kekuatan hubungan sedang dan arah hubungan positif. Responden yang mengalami CTS berdasarkan masa kerja adalah responden yang bekerja >10 tahun atau sebesar 40,6% dan terdapat hubungan dengan arah hubungan positif yang berarti semakin lama masa kerja responden akan semakin tinggi risiko mengalami keluhan CTS. Selain faktor usia dan masa kerja, antara sikap kerja dengan keluhan CTS juga menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan. Kekuatan hubungan tersebut yaitu sedang dan arah hubungan positif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi risiko sikap kerja maka semakin tinggi pula risiko mengalami keluhan CTS. Responden yang mengalami keluhan CTS berdasarkan sikap kerja sebanyak 46,9% dan mayoritas responden yang sikap kerjanya termasuk dalam kategori risiko tinggi.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara usia, masa kerja dan sikap kerja dengan keluhan CTS. Pemilik industri diharapkan menyiapkan tempat malam yang jumlahnya sesuai dengan pekerja agar posisi lebih dekat dengan pekerja sehingga sikap kerja ergonomis, pekerja sesekali melakukan istirahat pendek dan melakukan latihan CTS, serta apabila pekerja mengalami keluhan CTS segera melaporkan ke puskesmas terdekat.

Penulis: Nanik Khomairoh, Noeroel Widajati

Link terkait tulisan di atas:
http://www.ijfmt.com/scripts/IJFMT_April-June%202020_Final_10.06.2020.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).