Beban Biaya Penderita Sepsis di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh topneurodocs.com

Sepsis diperkirakan menyebabkan 5,3 juta kematian setiap tahunnya dengan insiden 31,5 juta kasus setiap tahun di seluruh dunia. Dari kasus-kasus tersebut, 19,4 juta ditandai dengan sepsis berat. Nilai estimasi ini berasal dari data yang dikumpulkan dari negara maju. Namun kenyataannya, kematian tertinggi terjadi di negara berkembang. Indonesia yang merupakan negara terpadat di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat secara global, memiliki insiden penyakit infeksi yang tinggi, termasuk sepsis. Analisis beban sepsis di Indonesia menjadi penting mengingat saat ini pemerintah merumuskan kebijakan terhadap sistem asuransi kesehatan yang diimplementasikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Beban ekonomi tertinggi penanganan sepsis pada penggunaan obat dan resusitasi untuk kegawatdaruratannya. Tinjauan literatur sebelumnya menunjukkan bahwa analisis beban perawatan sepsis di rumah sakit di Amerika Serikat dengan dua kategori penanganan pada pasien yang sembuh dan yang meninggal masing-masing sebesar sekitar USD 351 versus USD 948 per hari rawat inap. Implementasinya berdampak pada pedoman anggaran internasional untuk manajemen sepsis yang sebagian besar berlaku untuk negara-negara maju dan oleh karena itu mungkin memerlukan penyesuaian biaya untuk layanan yang berkaitan dengan manajemen sepsis di negara berkembang seperti di Indonesia.

Sepsis umumnya diawali dengan infeksi fokal seperti infeksi paru atau infeksi bekas luka yang memungkinkan terjadinya penyebaran mikroorganisme dan/atau zat racun dari mikroorganisme tersebut secara sistemik ke seluruh tubuh. Terminologi infeksi fokal pertama kali diperkenalkan pada tahun 1910 oleh William Hunter, yang menjelaskan hubungan patologis antara infeksi fokal dan penyakit sistemik. Infeksi fokal merupakan sumber potensial mikroorganisme yang dapat menyebar ke jaringan dalam dan menyebar ke aliran darah.

Dampak akibat zat asing yang masuk ke dalam tubuh adalah aktivasi mediator inflamasi dan jika berlanjut berpotensial menyebabkan disfungsi organ yang memburuk. Menurut definisi konsensus ketiga untuk sepsis dan shock septik, sepsis setidaknya memiliki infeksi fokal yang mendasarinya sebagai ‘pintu masuk’ mikroorganisme atau toksinnya ke sirkulasi sistemik. Setiap infeksi fokal yang menyebabkan sepsis akan berakibat komplikasi yang berbeda pula sehingga biaya yang dikeluarkan juga berbeda. Misalnya, sepsis akibat infeksi jaringan otot yang tidak tertangani dengan baik, tidak akan sama dengan sepsis yang diakibatkan fokal infeksi pasca bedah jantung. Oleh karena itu, biaya untuk perawatan sepsis membutuhkan penyesuaian biaya sesuai dengan infeksi fokal yang mendasarinya.

Infeksi multifokal dan infeksi saluran nafas bawah merupakan infeksi fokal utama dengan beban sepsis tertinggi. Sebuah penelitian observasional retrospektif dilakukan di empat rumah sakit besar di Indonesia selama tahun 2013-2016 pada pasien sepsis. Dari 14.076 pasien dengan diagnosis sepsis, 5.876 pasien (41,7%) sembuh dan 8.200 pasien (58,3%) meninggal. Terdapat perbedaan yang bermakna antara pasien sepsis yang sembuh dan meninggal: pada sepsis dengan fokus infeksi saluran pernafasan bawah (38% vs 62%, p <0,001), pada sepsis dengan fous infeksi saluran kemih (56% vs 44%, p<0,001), dan pada sepsis fokus infeksi luka (18% vs 82%, p<0,001). Tiga puluh satu persen pasien sepsis didiagnosis dengan infeksi multifokal dengan perbedaan angka kesembuhan mencapai 40%. Juga, pasien dengan sepsis yang dirawat di bagian perawatan intensif menunjukkan tingkat fatalitas yang tinggi yaitu sekitar 69%.

Studi ini merupakan studi pertama kali untuk menilai beban penyakit yang memadukan biaya dan mortalitas dari sepsis dengan fokus infeksinya di Indonesia. Biaya rumah sakit rata-rata yang dikeluarkan per pasien sepsis adalah USD 1.011 (SE ± 23,4) untuk pasien yang sembuh dan USD 1.406 (SE ± 27,8) untuk yang meninggal. Dalam penelitian ini, beban nasional untuk penderita sepsis diperkirakan mencapai USD 130 juta per 100.000 pasien. Pasien sepsis dengan infeksi multifokal dan infeksi tunggal saluran pernapasan bawah menunjukkan biaya tertinggi yaitu sekitar USD 33-48 juta per 100.000 pasien. Biaya untuk sepsis dengan infeksi kardiovaskular merupakan biaya tertinggi yang dikeluarkan per pasiennya yaitu mencapai USD 4.256.

Lebih dalam lagi, studi ini menunjukkan berbagai perkiraan biaya untuk sepsis dengan memperhatikan empat aspek sesuai proyeksi pembiayaan yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia melalui sistem Indonesia case-based group (INA-CBGs). Aspek pertama menyangkut jenis kelas kamar pelayanan di rumah sakit. Aspek kedua menyangkut kepemilikan rumah sakit yaitu sektor swasta atau pemerintah. Aspek ketiga dan keempat berkaitan dengan jenis rumah sakit (tipe A, B, C atau D) dan wilayah di mana rumah sakit itu berada. Dalam tatanan pembiayaan di era sistem kesehatan yang baru, sepsis dan infeksi fokal yang terkait tidak dikodekan bersama sehingga memungkinkan terjadinya penganggaran yang kurang (underbudgeting). Oleh karena itu, evaluasi ulang terhadap analisis biaya untuk sepsis menjadi mendesak.

Penulis: Abdul Khairul Rizki Purba
Informasi detail dapat dilihat di: https://www.ijidonline.com/article/S1201-9712(20)30294-0/fulltext atau https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32387377/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).