Hima Prodi D4 Radiologi Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PELAKSANAAN kegiatan webinar MRI pada Sabtu (25/07/2020). (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Melalui agenda tahunan Mentoring Radiology Intensive (MRI), Hima Prodi D4 Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi (FV) UNAIR berupaya mencetak mahasiswa sebagai tenaga kerja yang profesional. Acara yang dikemas dalam ‘Pre before Pro’ itu diselenggarakan dalam ruang daring pada Sabtu (25/07/2020).

“Ini adalah wadah kita untuk saling berbagi informasi, bertukar pikiran, dan berbagi pengalaman,” ungkap Ayu Fitria Fajrin selaku ketua pelaksana kegiatan.

Seminar itu menghadirkan mahasiswa Prodi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, yaitu Isqi Aziyah dan M. Ikhsan Abdul Ghani sebagai pemateri. Serta Petugas Proteksi Radiasi sekaligus Radiografer Ardhi Syamsarifin S.ST. dari RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.

Isqi Aziyah, mahasiswa yang bekesempatan mengikuti program Student Internship di Vietnam beberapa waktu lalu, menceritakan pengalamannya. Dia menyatakan bahwa terdapat perbedaan terkait radiologi di rumah sakit Vietnam dengan rumah sakit di Indonesia.

Bahkan, ungkap Isqi, perbedaannya tidak hanya pada peralatan yang digunakan. Tetapi juga pada penggunaan modalities pada pasien.

“Rumah sakit di Indonesia lebih banyak menggunakan modalities X-Ray dan CT Scan kepada pasiennya. Ini berbeda dengan kebanyakan rumah sakit di Vietnam yang menggunakan beragam modalities,” kata dia.

Di sisi lain, Ikhsan Abdul Ghani membagikan pengalamannya ketika magang dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Siloam baru-baru ini. Ikhsan, panggilannya, mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada praktik radiologi di rumah sakit daerah dan swasta. Terutama terkait perilaku pasien.

Biasanya, lanjut dia, kebanyakan pasien di rumah sakit daerah lebih sulit diatur daripada pasien di beberapa rumah sakit swasta. Meski begitu, rumah sakit daerah dirasa Ikhsan lebih cocok sebagai tempat belajar. Sebab lebih ramai, sehingga ada banyak kasus yang ditangani. 

“Kepercayaan pasien terhadap radiografer atau dokter sangat penting. Kenapa? Karena pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar apabila kita (pasien dan radiographer, Red) saling percaya,” ujarnya.

Ikhsan juga menyampaikan, diperlukan persiapan yang matang sebelum melaksanakan PKL maupun magang. “Karena ketika magang ataupun PKL, kita benar-benar harus memperhatikan tata cara berperilaku di Rumah Sakit. Baik kepada teman sejawat, radiografer, pasien, atau tenaga medis lain,” ungkap mahasiswa D4 Radiologi itu.

Sementara itu, pada akhir, Ardhi Syamsarifin memaparkan seputar Petugas Proteksi Radiasi (PTR). Dia melanjutkan, PTR adalah petugas yang dinyatakan mampu oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi.

Menurutnya, syarat yang harus ditempuh untuk menjadi PTR cukup sulit. “Bagi teman-teman (mahasiswa D4 Radiologi, Red), Setidaknya harus memiliki sertifikasi telah mengikuti dan lulus pelatihan PTR dari lembaga pelatihan yang terakrediasi. Setelah itu mengikuti ujian dari BAPETEN,” tuturnya. 

Sebagai informasi, total, lebih dari 100 mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut. Fajrin menyampaikan, kegiatan itu diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan UNAIR. “Semoga ini dapat membantu dan menjembatani teman-teman mahasiswa kaitannya dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Study Outbound ke luar negeri,” harap dia menutup wawancara. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Feri Fenoria R

Berita Terkait

Achmad Chasina Aula

Achmad Chasina Aula

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi