Determinan Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc.com

Kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Data terbaru yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, AKI tercatat 346 kematian per 100.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan data SUPAS 2015. Meski demikian, angka ini tetap belum mencapai target Milleneal Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 sebesar 102/100 ribu kelahiran hidup. Sementara berdasarkan target Sustainable Development Goals (SDGs), Indonesia dituntut dengan pencapaian lebih tinggi lagi. Ada 3 target utama, yaitu untuk mengurangi AKI hingga di bawah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian neonatal hingga 12 per 1000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 25 per 1000 kelahiran hidup.

Dibandingkan dengan negara sekawasan, AKI di Indonesia tercatat memiliki angka lebih tinggi. AKI yang dibukukan Indonesia 9 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 5 kali dibanding Vietnam, dan hampir 2 kali lipat dari Kamboja. WHO memperkirakan disparitas cukup besar AKI yang terjadi antara negara maju dan negara berkembang. Diprediksikan negara maju memiliki AKI pada kisaran 12 per 100.000 kelahiran hidup, sementara di negara berkembang diperkirakan pada angka sebesar 239 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia perlu melakukan upaya akselerasi untuk penurunan AKI. Upaya ini perlu dilakukan secara masif dengan melibatkan masyarakat, terutama perempuan, untuk mengenal dan memahami tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan lebih dini sebagai langkah antisipasi. Bila ada risiko yang dirasakan, maka bisa dengan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka studi ditujukan untuk menganalisis determinan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di Indonesia.

Studi dilakukan dengan menggunakan sampel Wanita Usia Subur (WUS), usia 15-49 tahun. Besar sampel adalah 85.832 WUS. Variabel yang dianalisis meliputi pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, jenis tempat tinggal, usia, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, paritas, status sosioekonomi, otonomi kesehatan, dan keterpaparan media. Penentuan determinan dilakukan dengan uji regresi logistik biner.

Perempuan urban kemungkinan 1,124 kali untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan dibanding perempuan rural. Kelompok umur lebih tua memiliki kemungkinan lebih baik untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan  dibanding kelompok umur 15-19. Semakin berpendidikan seorang perempuan, maka semakin tinggi kemungkinan untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan. Perempuan yang menikah memiliki kemungkinan 1,914 kali untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan dibanding perempuan yang tidak pernah menikah. Semakin baik status sosioeconomi seorang perempuan, maka semakin tinggi kemungkinan untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan. Perempuan dengan kemandirian kesehatan (autonomy of health) kemungkinan 1,053 kali untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan dibanding perempuan yang tidak memiliki kemandirian. Perempuan yang sedang hamil kemungkinan 1,229 kali dibanding perempuan yang tidak sedang hamil. Keterpaparan media pada perempuan ditemukan memberikan dampak yang baik, semakin terpapar semakin baik kemungkinannya untuk tahu tanda-tanda bahaya kehamilan.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang diuji, 9 variabel, merupakan penentu pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di Indonesia. Kesembilan variabel tersebut adalah jenis tempat tinggal, usia, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, paritas, status sosioekonomi, kemandirian kesehatan, dan keterpaparan media.

Penulis: Ratna Dwi Wulandari
Artikel lengkap dapat ditemukan pada tautan berikut: https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0232550

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).