Kisah Mahasiswa Pakistan Kuliah di UNAIR, Anbreen: Indonesia Bukan Negara Miskin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Anbreen Yasin Khan, mahasiswa asing asal Pakistan yang menempuh jenjang S3 Program Studi Sosiologi FISIP UNAIR. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – “Indonesia sama sekali bukan negara miskin”. Begitu tulis Anbreen Yasin Khan dalam artikel ilmiahnya berjudul Indonesia Bukan Negara Miskin.

Anbreen, sapaan akrabnya, adalah seorang mahasiswi asal Pakistan yang kini tengah menempuh studi S3 di UNAIR. Tepatnya pada program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Anbreen mengatakan bahwa di Pakistan sejumlah orang menganggap Indonesia sebagai negara yang berkekurangan. Bahkan ketika Anbreen bilang akan melanjutkan pendidikan ke Indonesia, keponakannya sempat bertanya. Mengapa harus pergi ke negara miskin untuk belajar?

“Ini adalah reaksi keponakan saya ketika dia tahu tentang beasiswa yang ditawarkan oleh UNAIR untuk S3 di Indonesia. Sebenarnya ada banyak komentar lain yang saya terima dari teman dan keluarga,” ungkap Anbreen kepada tim UNAIR NEWS dalam wawancara daring pada Minggu (26/07/2020) kemarin.

Meski begitu, bagi Anbreen, Indonesia sama sekali bukan negara miskin. Bahkan dalam artikel yang dia tulis itu, Anbreen mengatakan bahwa Indonesia telah selangkah lebih maju di posisi negara berkembang.

Dia menuturkan, alasannya menulis artikel tersebut lantaran ingin menjelaskan kepada semua orang bahwa Indonesia sebenarnya bukanlah negara yang miskin. Mengutip tulisan ilmiahnya itu, setidaknya ada beberapahal yang memperkuat pernyataan Anbreen.

Pertama, dari sektor ekonomi, Indonesia memiliki dana anggaran tahun 2020 sebesar $193 miliar. Menurut Anbreen jumlah itu cukup besar. Bahkan, menurut dia, Indonesia memegang peran ekonomi yang besar di Asia Tenggara serta berada di urutan 10 dunia.

Selain itu, anggaran pendidikan untuk tahun 2020 naik 30 persen dari tahun 2015, yakni sebesar $35,51 miliar. Selanjutnya, tambah dia, sebanyak 60 miliar dolar dialokasikan untuk membangun infrastruktur pendidikan, kesehatan, layanan air, dan jalan di daerah pedesaan.

Dia menjelasakan bahwa pemerintah Indonesia juga menyiapkan dana $21,5 juta untuk menstabilkan ekonomi Indonesia dan mendongkrak bisnis pariwisata.

Sementara itu, menurut Anbreen, orang Indonesia sangat profesional. “Tenaga kerja di sini berkualitas dan professional,” tulis dia.

Dalam artikel itu, Anbreen juga mengungkapkan, Indonesia memiliki banyak lembaga pendidikan dengan fasilitas yang sangat baik dan tenaga profesional yang berkualitas. “Kampus saya, Universitas Airlangga, berada di peringkat 521-530 dunia. Stafnya juga sangat terampil untuk mengatasi berbagai tuntutan pekerjaan,” katanya.

Dia melanjutkan, Indonesia juga memiliki banyak mall dan pusat perbelanjaan. Bahkan supermarket ada hampir di setiap sudut jalan di Surabaya. “Kita bisa membeli bahan makanan harian dengan sangat mudah,” tulis Anbreen.  

Sebagai seorang mahasiswa asing, Anbreen terkesan oleh banyak aspek budaya di Indonesia. Seperti integritas dan cara mengenalkan budaya lokal, penggunaan bahasa daerah, hingga keramahan masyarakatnya.

“Bahkan musik, pakaian tradisional, gotong royong, dan sopan santun kepada orang tua, saya sangat terkesan oleh semua itu,” tuturnya.

Sebelumnya, Anbreen juga menulis sebuah artikel tentang kekayaan budaya Indonesia. Anbreen mengatakan hal itu juga yang membuat dia sadar akan ragam budaya yang dimiliki Indonesia.

“Jujur, menurut ​​saya, Indonesia adalah negara kaya dengan beragam budaya, orang-orang berbakat dan salah satu negara muslim paling maju,” pungkas Anbreen. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).