Tim KKN Desa Pucangan Ajak Warga Tanam Toga dan Akuaponik sebagai Upaya Cegah Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim KKN Desa Pucangan menanam toga di taman balai desa pada (10/7/20). (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Tanaman obat keluarga (toga) memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dengan memiliki banyak khasiat bagi tubuh tidak dapat dipungkiri toga sering menjadi obat tradisional dengan beragam khasiat. Adanya pandemi Covid-19 ini, banyak masyarakat memenuhi kebutuhan imun tubuh agar tetap terjaga dengan minum multisuplemen, multivitamin, dan jamu tradisional.

Dari hal tersebut, sepuluh mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-62 Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur membuat akuaponik dan menanam toga. Kegiatan tersebut dilakukan oleh tim KKN bersama dengan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna pada (30/06-10/07/20).

Program tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat untuk kembali ke alam dan memanfaatkan lahan setempat yang tidak digunakan. Selain itu agar masyarakat bisa membudidayakan sendiri tanaman untuk usaha bisnis keluarga.

“Kembali ke alam yakni tidak semerta-merta obat harus dari resep dokter atau obat di apotek saja. Tetapi obat tradisional juga memberikan efek yang tidak kalah dengan obat-obatan di apotek. Dan menghasilkan dua produk sekaligus yaitu ikan dan sayuran dari satu unit produksi,” tutur Sukma Meylia selaku anggota KKN.

Penanam toga tersebut menggunakan beberapa bibit tanaman yaitu kunyit, jahe, sereh, temu lawak. Sedangkan dalam akuaponik menggunakan bibit sayuran sawi dan selada serta benih ikan lele.

Dalam proses penanaman yang terletak di balai desa, semua tanaman dilakukan penyemaian terlebih dahulu di pot-pot. Kemudian, dipindahkan ke tempat yang telah disediakan.

“Untuk toga, ditanam di dalam pot, kemudian melakukan pengelompokkan jenis. Selanjutnya menata dengan rapi di taman balai desa. Untuk akuaponik sendiri pertama dilakukan pengecekan, pembersihan, pemotongan alat sesuai ukuran kolam. Kemudian melakukan pengurasan kolam dan pengisian benih, serta pemindahan bibit ke alat akuaponik,” jelas mahasiswa Fisika tersebut.

Menurutnya, antusias dari tokoh masyarakat sangat tinggi terhadap program tersebut. Selain itu, masyarakat mengaku senang dengan adanya hal baru yang mudah dipelajari dan terbantu. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor    : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).