Mirror Therapy dengan Cylindrical Grip untuk Terapi Kekuatan Otot Pasien Stroke

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc

Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Penyebab utama kecacatan pada usia produktif disebabkan oleh stroke. Hemiparesis ekstremitas atas adalah contoh paling umum dari kecacatan pasca-iskemik pasca-stroke dengan persentase 73%, dibandingkan dengan hemoragik, yang hanya 13%. Hemiparesis pasca stroke iskemik terjadi bukan karena kelainan muskuloskeletal tetapi disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf pusat yang mengontrol sistem neuromuskuloskeletal dan mekanisme refleks postural normal. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan perawatan diri klien seperti latihan refleks postur, menahan beban, keseimbangan dan koordinasi. Kelemahan dari intervensi sebelumnya adalah bahwa ia tidak menggunakan media atau alat dan hanya fokus pada bagian tubuh yang lemah, tidak melibatkan bagian tubuh yang sehat. Inilah yang menyebabkan lamanya rehabilitasi. Implementasi kombinasi kekuatan otot dan berbagai latihan gerak menggunakan alat atau media sebagai stimulasi otak aktif dan perawatan diri belum pernah dilakukan. Kekuatan otot, hemiparesis, jangkauan gerak, dan perawatan diri klien stroke. Ini umumnya disebabkan oleh lesi jalur kortikospinalis, yang mengalir dari neuron kortikal di lobus frontal ke neuron motorik sumsum tulang belakang dan bertanggung jawab untuk pergerakan otot-otot tubuh dan anggota badan.

Terapi Cermin akan memberikan stimulasi visual ke otak (saraf motorik otak, yaitu ipsilateral atau kontralateral untuk gerakan hemiparesis) melalui pengamatan gerakan tubuh yang akan cenderung ditiru seperti di cermin dengan mengganggu bagian-bagian. Terapi Cermin direkomendasikan sebagai terapi alternatif yang sederhana dan murah untuk mengobati fungsi motorik kasar. Metode sederhana lainnya adalah pegangan silindris. Pegangan silindris adalah latihan fungsional tangan dengan memegang benda berbentuk silinder seperti gulungan tisu atau botol kaca di telapak tangan untuk menggerakkan jari-jari mencengkeram dengan sempurna. Cylindrical dapat membantu mengembangkan cara untuk menyeimbangkan kelumpuhan motorik halus pada jari.

Kedua intervensi ini masing-masing memengaruhi peningkatan kekuatan otot, Terapi Cermin dapat meningkatkan kekuatan otot dengan mengaktifkan pegangan sensorik dan silinder yang meningkatkan kekuatan otot motorik halus di jari yang banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan perawatan diri klien. Pegangan silindris itu sendiri dapat dikombinasikan dalam variasi fase dan membentuk Terapi Cermin menggunakan objek berbentuk silinder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kombinasi terapi cermin cengkeraman silinder pada kekuatan otot, rentang gerak anggota gerak atas dan perawatan diri klien pasca-stroke di dua Rumah Sakit di Banjarmasin.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga  membuktikan efek terapi cermin yang dikombinasikan cengkeraman silindris pada kekuatan otot dan rentang gerak anggota gerak atas sehingga dapat diterapkan pada perawat dan fisioterapis untuk melakukan terapi komplementer dan juga dapat digunakan sebagai dukungan untuk terapi farmakologis untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak tungkai atas. Rehabilitasi pasca stroke perlu dilakukan bersama dengan instruktur dan jadwal pelatihan untuk mencapai hasil maksimal dengan prosedur yang ditetapkan. 

Penulis: Nursalam, Iqlima Dwi Kurnia, Bernadetta Germia Aridamayanti

Berikut link jurnal Scopus terkait tulisan di atas: https://ijicc.net/images/vol_13/Iss_6/13626_Nursalam_2020_E_R.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).