Cerita KKN di Jambi, Sulap Limbah Batok Kelapa Jadi Cangkir Cantik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Program Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) Ke-62 Universitas Airlangga (UNAIR) pada pertengahan 2020 ini terlihat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Meskipun berada di tengah pandemi Covid-19, UNAIR tetap melangsungkan program KKN dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara penuh.

Kali ini salah satu tim KKN BBM ke-62 di Provinsi Jambi hanya terdiri atas 2 orang. Yakni Intan Fitri Hilza dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Firyana Susmiyanti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Menurut Intan, kegiatan tersebut tepatnya berlangsung di Desa Pondok Sungai Abu, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

“Desa Pondok Sungai Abu memiliki berbagai potensi unggulan di bidang ekonomi seperti kopi, kayu manis, teh, dan lain-lain,” ungkap Intan pada Minggu (19/7/2020).

Lalu, tambah Intan, selama pandemic, masyarakat Pondok Sungai Abu telah mematuhi dan mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Berkat kepatuhan tersebut akhirnya mendorong stabilitas di Desa Pondok Sungai Abu.

Semenjak dimulai pada 29 Juni 2020, Intan dan Firyana telah berhasil melangsungkan beberapa proker. Seperti halnya sosialisasi hidup sehat di tengah pandemi, membagikan face shield pada pedagang di sekitar, mengajar anak-anak ngaji dan menyikat gigi dengan benar, hingga membantu salah beberapa kegiatan di kantor desa.

“Kami punya satu proker spesial, yakni menyulap limbah batok kelapa menjadi cangkir kopi yang cantik dan juga hiasan ramah lingkungan yang tentunya memiliki nilai lebih,” ujarnya.

Batok kelapa merupakan bahan yang ramah lingkungan, mudah didapat, dan memiliki nilai estetis tersendiri jika menjadi sebuah karya tangan. Selain itu, dengan dimanfaatkannya menjadi kerajinan tangan seperti cangkir dan hiasan unik, secara langsung dapat mengurangi penumpukan limbah batok.

Hal itu karena Indonesia sebagai negara agraris yang juga banyak ditumbuhi pohon kelapa dapat menghasilkan sekitar 2,5-3 juta ton buah kelapa per tahun. Sedangkan limbah batok kelapa bisa mencapai 360 ribu ton, tapi masih banyak yang belum diolah.

Dan, jika tidak dimanfaatkan, maka berpotensi menjadi masalah ke depannya. Semoga kegiatan recycle yang dilakukan Intan dan Firyana dapat diikuti oleh masyarakat lain supaya dapat menjadi ladang ekonomi potensial.

Intan mengaku, meskipun melaksanakan KKN hanya dengan satu temannya, ia sangat bersemangat, karena warga desa menyambutnya dengan hangat. Hal tersebut secara tidak langsung menjadi motivasi dan dorongan semangat untuknya.

“Berkat dukungan masyarakat dan perangkat desa yang baik, hal itu membuat kami tidak merasa berat dalam melaksanakan KKN,” sambungnya.

“Kendala kami hanya terdapat di awal, yakni salah satu anggota KKN bukan berdomilisi di Kerinci atau beda kabupaten. Namun, hal itu bukan menjadi penghalang besar karena ia bisa ke Kerinci dengan lancar dan mengikuti protokol kesehatan perjalanan,” katanya.

“Jika ditanya mengapa kami tidak memilih melaksanakan KKN Mandiri individu, karena kami merasa jika KKN ini dilakukan berdua akan lebih sampai kepada masyarakat. Selain itu juga daerah kami yakni zona hijau. Jadi tidak ada penghalang untuk bergabung menjadi satu tim,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).