Merasa Terjebak dalam Toxic Friendship? Berikut Cara Mengatasinya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWSToxic friendship merupakan situasi lingkungan pertemanan seseorang yang tidak sehat sehingga berpotensi mengganggu kesehatan psikologis. Dalam hal ini, toxic friendship mampu membuat seseorang merasa stres, sedih, cemas, meragukan diri sendiri, merasa disalahgunakan, merasa tidak menjadi diri sendiri, hilang kepercayaan, hingga membuat individu selalu merasa dimanfaatkan karena terus melakukan giving.

Menurut dosen psikologi pendidikan dan perkembangan UNAIR Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., situasi tersebut harus secepat mungkin diatasi karena berpotensi besar mengganggu kebahagiaan dan kesehatan psikologis.

“Sayangnya, saat telah mengetahui pertemanannya itu toxic, banyak orang yang seringkali tidak mampu mengakhiri atau bahkan memilih bertahan dalam situasi tersebut.” katanya dalam diskusi Healing Relationship yang digelar BEM Fakultas Psikologi UNAIR pada Sabtu (11/7/2020).

Alasan pertama yang membuat seseorang ingin bertahan dalam toxic friendship adalah karena berteman sejak kecil. Sejarah pertemanan yang lama terkadang membuat seseorang tidak bisa atau sungkan untuk melepaskan diri dari lingkaran pertemanan tersebut.

“Padahal, dalam perjalanan hidup semua orang bisa berubah. Mungkin awalnya kalian memiliki pertemanan yang baik. Tapi, perubahan karakter diri pada orang bisa saja menimbulkan pertemanan yang tidak sehat pada kemudian hari,” ucanya.

Alasan kedua karena terdapat keuntungan dari pertemanan tersebut. Individu menganggap enteng hubungan yang toxic selama itu memberikan keuntungan bagi dirinya. Alasan yang terakhir adalah adanya keyakinan dan optimisme bahwa orang tersebut suatu saat akan berubah dan memperbaiki diri.

Talk It or Leave It

Rumitnya situasi tersebut membuat individu semakin sulit untuk mengatasi dan keluar dari lingkaran toxic friendship. Maka dari itu, Dr. Primatia membagikan beberapa tips mudah untuk menghadapinya. Strategi yang paling utama adalah talk it or leave it. Kalian yang tidak ingin begitu saja kehilangan sahabat dapat mencoba dahulu strategi talk it.

Pertama, cari waktu dan tempat yang tepat. Mulai pembicaraan dengan kalimat netral seperti ‘aku senang dengan persahabatan kita, tapi aku ingin ngobrol denganmu tentang apa yang kurasakan selama ini’. Selanjutnya, gunakan kalimat yang diawali dengan kata Aku. Rumusnya ‘Aku merasa… ketika kamu melakukan…’ atau contohnya ‘Aku kemarin merasa tidak nyaman saat kamu memposting fotoku waktu tidur di IG’.

“Kalau sudah, katakan apa yang ingin diubah. Contohnya, sebaiknya kamu nanya dulu ke aku kalo posting fotoku. Tapi ingat, kalian sejak awal juga harus menyiapkan mental untuk mendengarkan respons mereka,” tuturnya.

SUASANA diskusi Healing Realtionship via zoom, google meet, dan live streaming youtube. (Foto: Istimewa)

Menurut Dr. Primatia, apabila salah satu menjadi emosional, ada baiknya untuk menunda dahulu pembicaraan, lalu melakukan relaksasi. Entah dengan mengalihkan pembicaraan atau menyudahi dulu topik yang dibahas. Akan tetapi, saat teman jelas terlihat menolak melanjutkan pembicaraan, maka hendaknya biarkan dan berikan waktu.

“Lalu bagaimana kalau udah dibicarakan baik-baik, tapi kok tak ada perubahan? Atau bahkan malah semakin toxic hubungan kalian? Jika situasi itu terjadi, maka kalian harus leave it. Artinya, mereka memang tidak menghargai perasaan dan pendapat kalian,” kata Dr. Primatia.

Untuk menjauh dari pertemanan itu, mulai dengan mengurangi pesan dan telepon secara perlahan, lalu kurangi aktivitas berkelompok. Bahkan, jika perlu batasi kontak media sosial karena seringkali status yang mereka buat dapat berdampak pada psikologis meski sebenarnya tidak berhubungan dengan kita.

“Untuk move on, lakukan hobi atau kegiatan yang menyenangkan. Habiskan waktu dengan orang-orang tersayang. Jangan pernah menyesali berakhirnya toxic friendship. You deserve more,” tandasnya. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).