Manfaat Mengunyah Permen Karet dan Terapi Dingin untuk Kesehatan Mulut Pasien Kanker

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bola com

Pasien dengan kanker kepala leher yang menjalani radioterapi banyak mengalami masalah kekurangan produksi saliva/air liur. Kanker kepala leher yaitu tumor ganas yang tumbuh di lubang hidung, mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan sinus. Radioterapi atau terapi sinar merupakan terapi yang sering diberikan untuk mengobati kanker kepala leher, selain kemoterapi dan pembedahan. Jika dibiarkan, kekurangan produksi saliva bisa menyebabkan berbagai masalah antara lain sariawan atau radang mulut lainnya, nyeri saat berbicara dan makan, serta gangguan psikologi akibat ketidaknyamanan misalnya kesedihan dan depresi. Akibatnya, pasien bisa kekurangan gizi dan mengalami gangguan kesehatan jiwa yang berdampak terhadap memburuknya kanker.

Terdapat beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mengobati kekurangan produksi air liur, yaitu mengunyah permen karet berbahan xylitol serta cryoterapi/terapi dingin. Kedua terapi ini terbukti efektif untuk meningkatkan produksi air liur. Caranya pun cukup mudah, murah dan sejauh ini terbukti tanpa efek samping. Untuk terapi mengunyah permen karet, maka caranya adalah mengunyah permen karet berbahan xylitol sebanyak 6 (enam buah), dengan rincian 2 buah pada pagi hari, 2 buah pada siang hari, dan 2 buah pada sore hari, dimana masing-masing selama 10 menit, hal ini dilakukan terus menerus selama satu minggu.

Mengunyah permen karet bisa meningkatkan produksi air liur sehingga meningkatkan kelembaban mulut, menjaga keasaman rongga mulut, dan mengurangi bakteri, sehingga bermanfaat untuk penderita kanker kepala leher yang menjalani radioterapi. Terapi dingin juga tidak kalah mudahnya, cukup menghisap es batu (ice cube) sebelum dan sesudah sesi radioterapi selama lima menit, dilakukan terus menerus selama satu minggu. Terapi dingin juga terbukti meningkatkan produksi air liur, meskipun tidak seefektif terapi mengunyah permen karet.

Dengan dibuktikannya efektifitas kedua terapi ini, maka penderita kanker kepala leher yang menjalani radioterapi/terapi sinar dapat mencoba kedua alternative terapi ini untuk mencegah sariawan dan peradangan mulut yang diakibatkan kekurangan produksi air liur.

Penulis: Ninuk Dian Kurniawati
Informasi hasil riset dapat dibaca di https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/19444

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).