Potensi Bencana sebagai Dasar Pembuatan Kebijakan untuk Membangun PUSKESMAS

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi puskesmas di DKI Jakarta. (Sumber: Media Indonesia)

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkomitmen untuk menjadikan bidang kesehatan sebagai salah satu program prioritas pembangunan. Pada tahun 2013, Dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi memiliki action plan terkait peningkatan bidang kesehatan yaitu pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pemberdayaan masyarakat untuk hidup mandiri dan sehat. Tiga hal tersebut diprioritaskan dengan indikator keberhasilan program antara lain,  masyarakatnya mampu menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu, menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak, serta masyarakat mampu hidup dalam lingkungan yang sehat dengan cara berperilaku hidup sehat. Oleh sebab itu, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi telah menyediakan 45 Puskesmas di 24 Kecamatan untuk memberikan layanan bagi seluruh masyarakat Banyuwangi.

Usaha untuk perbaikan kearah yang lebih berkualitas terus diupayakan oleh Pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi. Fasilitas yang lengkap, tenaga medis yang kredibel dan kemudahan akses ketempat layanan diharapkan dapat meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat Banyuwangi. Penggalian potensi di masing-masing wilayah dan keunggulan puskesmas menjadi sesuatu yang perlu dikaji, sehingga puskesmas sebagai unit layanan terdepan (tingkat pertama) dapat memberikan layanan prima bagi masyarakat. Melalui potensi/keunggulan yang dimiliki masing-masing puskesmas dapat mendukung perencanaan kegiatan dan anggaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Potensi Wilayah Kerja Puskesmas

Potensi yang ada di setiap puskesmas memiliki perbedaan. Perbedaan potensi tersebut didasarkan pada luas wilayah, jumlah penduduk, letak geografis, mata pencaharian dan daerah pariwisata. Potensi ini akan mempunyai konsekuensi dalam pengembangan puskesmas. Potensi tersebut akan bisa optimal jika dipandang sebagai sebuah peluang bagi pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi untuk mengembangkan layanan puskesmas.

Kondisi kabupaten Banyuwangi yang terdiri dari wilayah pegunungan, lautan, perkebunan, pertanian dan industri membuat pemerintah setempat merasa perlu meningkatkan layanan kesehatan masyarakat berdasar potensi wilayah. Hal ini dikarenakan, perbedaan karakteristik tersebut nantinya akan berpengaruh pada karakteristik masalah kesehatan yang dihadapi dimasing-masing wilayah, sehingga layanan kesehatan unggulan yang disiapkan pun berbeda sesuai dengan karakteristik wilayah dan masyarakat setempat.

Melihat wilayah Banyuwangi yang kaya akan kekayaan alam, maka tidak dipungkiri juga jika Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan akan bencana seperti gunung meletus, tsunami, longsor dan banjir. Potensi terjadinya bencana pada wilayah kerja puskesmas serta potensi wisatanya perlu menjadi perhatian masyarakat serta pemerintah daerah setempat dalam upaya peningkatan layanan puskesmas berbasis potensi bencana.

Makin besarnya potensi wisata alam di kabupaten Banyuwangi, tentunya akan menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Makin banyaknya wisatawan yang datang ke Banyuwangi semata-mata tidak hanya memberikan masukan secara ekonomi pada masyarakat dan pemerintah daerah, akan tetapi juga turut menyumbangkan kasus-kasus penyakit. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif masyarakat dan petugas kesehatan, khususnya yang berada di sekitar wilayah potensi wisata untuk lebih cermat dan peka lagi terhadap perubahan yang terjadi diwilayahnya. Kelengkapan fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan potensi tentunya juga perlu didukung agar pelayanan yang diberikan bisa lebih optimal dan prima. Jenis fasilitas dan layanan unggulan tentunya berbeda antar puskesmas tergantung dari kategori apakah puskesmas tersebut.

Hasil dan Rekomendasi

Semua Puskesmas di Kabupaten Banyuwangi telah memiliki Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Layanan Kesehatan Individu sesuai Keputusan No. 75 Tahun 2014. Setiap pusat kesehatan juga memiliki Upaya Kesehatan Masyarakat prioritas pembangunan yang berbeda berdasarkan masalah kesehatan setempat.

Berdasarkan kondisi regional wilayah pesisir yang rawan tsunami dan dengan mempertimbangkan berbagai potensi bencana alam lainnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendorong manajemen bencana dan pencegahan yang melibatkan semua pejabat pemerintah daerah dan masyarakat terkait melalui penerbitan dokumen dalam bentuk Prosedur Penanggulangan Bencana di Kabupaten Banyuwangi. Dalam manajemen bencana, peran Puskesmas adalah tentang tugas dan fungsi utamanya, yaitu sebagai pusat yang mendorong pengembangan kesehatan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan layanan kesehatan tingkat pertama.

Sejalan dengan penelitian tentang upaya pencegahan bencana, ada 5 (lima) parameter yang digunakan dalam kerangka ketahanan puskesmas dalam menghadapi bencana, seperti kondisi fisik, peran kelembagaan, sumber daya manusia, hubungan eksternal, dan paparan terhadap bencana. Parameter ini dapat diterapkan sebagai bentuk modifikasi program pelarian. Dimana program pelarian adalah sistem evaluasi untuk Perhitungan Aksesibilitas dan Perencanaan Evakuasi. Modifikasi program pelarian dengan penyesuaian kondisi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Banyuwangi dimaksudkan untuk mencegah lebih banyak korban dan kerugian akibat bencana serta untuk meningkatkan kesiapan petugas kesehatan di Puskesmas.

Sehingga dengan mempertimbangkan kondisi alam dan berbagai hal yang mendukung program penanggulangan bencana di Puskesmas, upaya peringatan dini dapat dilakukan sebagai pengembangan pelayanan kesehatan di bidang bencana. Oleh karena itu peringatan dini tentang potensi bencana memegang peranan penting dalam upaya mengembangkan layanan kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan potensi kerentanan bencana di wilayah operasional.

Rekomendasi pengembangan layanan puskesmas berdasarkan potensi dikategorikan sebagai perawatan kesehatan potensial wisata, perawatan kebidanan neonatal dan dasar esensial (PONED), kesehatan mental, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), kesehatan lingkungan, perawatan rumah (homecare) dan ruang gawat darurat.

Tinjauan umum tentang potensi bencana, dapat digunakan sebagai dasar bagi penentu kebijakan puskesmas untuk berinovasi dalam layanan promotif dan preventif yang tepat sasaran. Pengembangan layanan puskesmas berdasarkan kondisi geografis dan potensi bencana yang kemungkinan akan terjadi, jika didukung dengan peran aktif masyarakat setempat, maka akan mampu mendorong pemerintah daerah untuk menyiapkan program inovatif pengembangan layanan puskesmas yang mendukung kegiatan perencanaan dan penganggaran daerah yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan kondisi dan masalah masing-masing daerah.

Penulis: Jayanti Dian Eka Sari

Catatan Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di:

http://www.testmagzine.biz/index.php/testmagzine/article/view/4210/3591

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).