Sumber Informasi dan Pengetahuan Ibu Hamil dan Ibu Balita Mengenai Pertumbuhan Anak dan Perkembangan Gigi di Komunitas Miskin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi ibu hamil dan ibu balita. (Sumber: Alodokter)

Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan tingkat kesehatan, termasuk kesehatan mulut pada anak-anaknya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan sumber pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang kesehatan gigi dan rongga mulut anak balita. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif dengan pendekatan perspektif gender. Lokasi penelitian berada di Jawa Timur, Indonesia. Subjek penelitian ini adalah ibu hamil dan ibu balita, serta petugas kesehatan dari puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) dan tokoh masyarakat setempat di masyarakat miskin di wilayah studi.

Dalam penelitian ini akan ditunjukkan pengembangan model pemberdayaan perempuan hamil dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak di masyarakat miskin di Jawa Timur dengan perspektif gender. Program kesehatan dengan perspektif gender yang berfokus pada kebutuhan khusus perempuan dengan kebutuhan kemiskinan akan memberikan hasil yang lebih optimal, khususnya kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak dengan memainkan peran perempuan sebagai pemeran utama.

Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Sampang, Kabupaten Malang dan Kota Surabaya. Lokasi yang dipilih satu desa miskin di setiap lokasi penelitian. Ada 224 kader kesehatan di Desa Rejosari Bandung, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang, yang dibagi berdasarkan wilayah tempat tinggal mereka. Terkait dengan informasi sumber informasi kesehatan mulut ibu dan anak, di Surabaya sebagian besar responden (64%) menjawab sumber informasi dari staf puskesmas. Sementara itu, sebagian kecil responden menjawab bidan desa, hanya sedikit sekali responden yang menjawab informasi dari media sosial.

Dari responden yang diwawancarai di Sampang, sebagian besar responden (52%) menjawab sumber informasi dari bidan desa. Sementara, pilihan yang paling sedikit adalah sumber informasi dari teman atau tetangga dan media sosial. Sebagaimana di Surabaya, responden di Malang sebagian besar responden (58,5%) menjawab sumber informasi dari staf puskesmas. Temuan ini menunjukkan bahwa di Surabaya dan Malang, staf pusat kesehatan masyarakat memiliki peran paling besar dalam memberikan informasi tentang kesehatan mulut ibu dan anak. Sementara di Sampang, masyarakat memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan mulut ibu dan anak melalui bidan desa.

Data di lapangan tentang pernah tidaknya menerima ceramah atau sosialiasi tentang kesehatan gigi anak-anak, Untuk responden di Surabaya, sepertiga responden menjawab mereka pernah menerima sosialisasi, sebagian menjawab menjawab kadang-kadang, dan hanya sebagian kecil responden menjawab sering mengikuti ceramah tentang kesehatan gigi dan mulut. Selanjutnya, untuk responden di Sampang, sebagian kecil responden menjawab mereka pernah menerima sosialisasi, sebagian responden menjawab kadang-kadang, dan dan sebagian kecil menjawab sering sering mengikuti ceramah tentang kesehatan gigi dan mulut.

Sementara di Malang, hampir separuh dari responden yang diwawancara menjawab hanya satu kali mengikuti ceramah tentang kesehatan gigi dan mulut, namun banyak responden lain mengklaim mereka tidak pernah mengikuuti ceramah atau konseling tentang kesehatan ibu dan kesehatan gigi.

Terkait dengan makanan yang harus dikonsumsi Ibu agar anaknya nanti memiliki tumbuh kembang gigi yang baik, menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah tahu apa yang harus dimakan ibu hamil untuk memperkuat pertumbuhan dan perkembangan gigi ibu dan anak saat dalam kandungan. Sebagian besar responden di Surabaya, Malang dan Sampang menjawab sayur dan buah, ikan, susu, daging dan telur adalah makanan yang harus dikonsumsi ibu hamil.

Meskipun demikian, ada beberapa responden dari 3 daerah ini yang belum tahu apa yang harus dimakan ibu hamil untuk memperkuat pertumbuhan dan perkembangan gigi ibu dan anak saat dalam kandungan. Sehingga dari data di tiga lokasi penelitian tersebut memang variatif dikarenakan kondisi sosiodemografis dan sosioekonomi yang berbeda. Meskipun memiliki kesamaan sebagai wilayah miskin, namun bisa dilihat perbedaan antara kota Surabaya dengan Sampang dan Malang. Di Surabaya dan Kabuputen Malang kebanyakan mendengar informasi kesehatan gigi dari staf puskesmas, sedangkan di Sampang mendengar dari bidan. Demikian pula dengan sosialisasi yang digalakkan oleh Pemerintah melalui dinas terkait berjalan rutin walaupun belum berkesinambungan.

Pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak yang telah dimulai selama kehamilan belum diperoleh secara optimal, sehingga persiapan ibu untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak selama kehamilan belum maksimal. Beberapa ibu memiliki akses terbatas ke sumber informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak pada saat kehamilan.

Dari hasil penelitian ini direkomendasikan pentingnya upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang kesehatan mulut dan gigi anak. Sosialisasi pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak selama kehamilan dan pemeliharaan kesehatan gigi anak-anak pada 1000 hari kelahiran perlu dilakukan dengan meningkatkan intensitas pertemuan yang melibatkan semua elemen kesehatan gigi. Selain itu, kemampuan kader kesehatan, khususnya di bidang pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak, harus ditingkatkan melalui ceramah kesehatan, komunikasi antara kader dan para ahli serta komunikasi melalui media massa. (*)

Penulis: Emy Susanti, Thalca Hamid, Satiti Kuntari, Siti Mas’udah

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

http://iratde.com/index.php/jtde/article/view/809

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).