Deteksi Biomarker pada Anjing yang Mengalami Tumor Ganas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi anjing yang mengalami tumor ganas. (Sumber: Dictio Community)

Anjing dan hewan peliharaan lainnya juga sama seperti manusia, dapat beresiko terkena tumor, baik yang jinak maupun ganas (kanker). Tumor merupakan salah satu penyakit yang bisa mematikan dan secara umum disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal di kulit atau jaringan tubuh pada anjing. Akar penyebabnya sendiri sangat beragam, seperti faktor genetik, paparan karsinogen atau hormon alami, usia bahkan infeksi virus penginduksi kanker.

Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) dan trombosis, sering terdeteksi pada saat perkembangan penyakit pada anjing dengan berbagai tumor ganas tersebut dan secara otomatis akan dikaitkan dengan prognosis yang buruk. Meskipun berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap kemungkinan adanya komplikasi yang terjadi pada kasus kanker di anjing, peningkatan faktor koagulasi atau pembekuan darah, merupakan komplikasi yang paling umum terjadi. Elemen penting lainnya adalah faktor jaringan (TF), yang merupakan inisiator utama proses koagulasi dari luar.

Ekspresi penyimpangan TF dilaporkan telah diamati pada berbagai jenis kanker dan TF ditemukan pada mikropartikel (MPs) yang dilepaskan dari sel tumor, monosit, sel endotel, dan kemungkinan trombosit ke dalam darah. MPs merupakan mediator penting selama aktivasi atau pada kerusakan seluler dan mengandung protein, fosfolipid, mRNA serta microRNA dari sel induk. Adanya hubungan antara faktor jaringan dan mikropartikel (TF-MP) pada pembekuan darah mengakibatkan peningkatan kadar aktivitas prokoagulan TF (TF-PCA), yang berasal dari TF-MP dalam plasma dan meningkatkan risiko timbulnya tromboemboli vena, DIC serta prognosis yang buruk.

Dalam bidang praktisi dokter hewan terkini, plasma TF-PCA dapat mencerminkan status prothrombotik dan membantu deteksi dini, diagnosis, prediksi hasil serta terapi pada DIC dan trombosis. Pada anjing, ekspresi TF dan TF-PCA telah dilaporkan pada mammary gland tumor (MGT), karsinoma pankreas, prostat karsinoma, karsinoma bronchoalveolar, osteosarkoma, fibrosarkoma, dan hemangiosarkoma (HSA). Selain itu, ekspresi TF yang menyimpang dalam meningioma intrakranial, glioma, dan MGT in situ pada anjing juga telah dilaporkan.

Penelitian ini menggunakan sel MGT dan sel melanoma ganas anjing dan sel limfoma anjing. Sebanyak 11 anjing ras Beagle sehat yang dipelihara sebagai donor darah di Yamaguchi University Animal Medical Center (YUAMEC) Jepang, dimasukkan dalam kelompok kontrol. Sampel plasma untuk pengukuran TF-PCA disimpan setelah digunakan untuk pemeriksaan medis rutin. Untuk kasus kanker di YUAMEC, didapatkan 17 ekor anjing yang didiagnosa tumor ganas (MGT [n = 2], HSA

[n = 3]

, melanoma ganas [n = 6], dan limfoma [n = 6]) dari pemeriksaan hematologi dan tes koagulasi. Pemeriksaan histopatologis dilakukan untuk mendiagnosis MGT, HSA, dan melanoma ganas. Diagnosis limfoma didasarkan pada sitologi, PCR-PARR dan pemeriksaan histopatologis. Diagnosis DIC didapatkan ketika diamati adanya lebih dari empat abnormalitas dari hasil pemeriksaan faktor-faktor koagulasi darah.

Tercatat bahwa TF-PCA plasma meningkat pada tiga dari enam anjing yang terkena limfoma, tapi tidak ada ekspresi TF secara in vitro. Dengan demikian, TF-PCA plasma dapat meningkat pada anjing dengan limfoma karena TF-MP berasal dari sel selain sel tumor. Namun, TF-PCA plasma sangat meningkat pada tiga dari lima anjing dengan DIC walaupun tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dalam TF-PCA plasma antara kelompok DIC dan kelompok non-DIC. Sejauh pengetahuan kami, ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi plasma TF-PCA pada anjing dengan tumor ganas.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan, yaitu : ukuran sampel yang kecil, kasus dugaan kelainan hemostatik lainnya juga dimasukkan sehingga dapat meningkatkan proporsi kasus, diagnosis DIC yang mungkin tidak akurat, beberapa variabel pra-analitik mungkin mempengaruhi bentukan MP dan nilai TF-PCA pada plasma, asal seluler TF-MP tidak ditentukan dalam penelitian ini, sehingga diperlukan metode sederhana dan cepat untuk pengukuran plasma TF-PCA yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Sebagai kesimpulan, ekspresi TF dan TF-PCA berhasil diobservasi pada permukaan seluler dan MP dalam sel MGT, HSA, melanoma ganas, tetapi tidak pada limfoma. Plasma TF-PCA meningkat pada beberapa anjing yang menderita tumor ganas, terutama pada mereka yang menderita DIC. Temuan ini menekankan peran TF dan/atau TF-MP dalam mengaktifkan koagulasi pada anjing dengan tumor ganas. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menentukan asal seluler TF-MP pada plasma dan untuk mengevaluasi kemanjuran TF-PCA plasma sebagai biomarker DIC pada anjing dengan tumor ganas.

Penulis : Hardany Primarizky

Informasi detil dari penelitian ini dapat dilihat dalam publikasi artikel ilmiah kami pada link di bawah ini :

https://www.jstage.jst.go.jp/article/jvms/81/12/81_19-0400/_article

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).