Virtual Reality Kartun Edukasi Tingkatkan Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Selama Prosedur Injeksi Intra Vena

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kartun edukasi anak. (Sumber: YouTube)

Anak usia prasekolah merupakan usia yang rentan terkena penyakit, sehingga banyak anak pada usia tersebut yang harus dirawat di rumah sakit. Pengalaman dirawat di rumah sakit menimbulkan traumatik tersendiri bagi anak-anak. Berbagai macam pemeriksaan diagnostic, dan prosedur perawatan medis akan dilakukan selama anak di rawat di rumah sakit atau hospitalisasi.  Salah satu prosedur yang sering dilakukan selama menjalani perawatan yaitu pemberian terapi obat melalui injeksi intra vena.  Perilaku kooperatif anak sangat diperlukan selama menjalani perawatan di rumah sakit untuk mencapai proses penyembuhan yang optimal. Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau tindakan keperawatan akan mengurangi kecemasan mereka, meningkatkan sikap kooperatif, mendukung keterampilan koping mereka dan memfasilitasi pengendalian diri saat menjalankan prosedur tindakan.

Penerapan terapi bermain dalam setiap pelaksanaan intervensi yang dilakukan selama anak hospitalisasi sangatlah diperlukan untuk menurunkan adanya trauma pada anak. Salah satu intervensi yang dapat meningkatkan perilaku kooperatif anak yaitu dengan virtual reality kartun edukasi yang merupakan kombinasi dari teknologi simulasi interaktif dan animasi kartun menarik dan mendidik yang dapat menjadi alternatif distraksi pada anak prasekolah. Salah satu tindakan dalam mencegah traumatic pada anak yaitu dengan memberikan teknik distraksi melalui virtual reality kartun edukasi pada saat anak menjalani prosedur injeksi intra vena. Virtual Reality (VR) merupakan teknologi simulasi komputer interaktif dengan kombinasi perangkat input-output untuk memberikan rangsangan terhadap satu indera atau lebih agar pengguna dapat berinteraksi secara mendalam dengan lingkungan maya yang seolah-olah berada di dunia nyata

Penelitian ini dilakukan pada 34 anak orang anak usia prasekolah ( 4-6 tahun) yang dirawat di rumah sakit yang terbangi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Perlakuan yang diberikan berupa virtual reality kartun edukasi yang dilaksanakan pada perawatan hari kedua dengan pemutaran kartun maksimal 4 menit dengan tema yang berbeda-beda di setiap jam injeksi. Intervensi dilakukan selama 15 menit selama jam injeksi. Tema kartun edukasi ayng diberikan berpa perawatan di rumah sakit, Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) mencuci tangan dengan sabun, dan pentignya makan buah dan sayur.

Tingkat koperatif pada anak diukur melalui observasi terhadap perilaku anak pada saat perawat melakukan komunikasi dengan anak, perilaku anak pada saat perawat datang dengan membawa alat-alat perawatan, perilaku anak pada saat perawat melakukan prosedur injeksi dan perilaku anak pada saat perawat melakukan perintah kepada anak sebelum melakukan prosedur injeksi.   

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi virtual reality kartun edukasi dapat meningkatkan tingkat kooperatif anak pada saat dilakukan prosedur injeksi intra vena. Perubahan yang didapatkan dari hasil observasi umumnya terjadi pada perilaku anak pada saat perawat datang dengan membawa alat-alat injeksi yaitu anak tidak lagi menyuruh perawat pergi dan menghindari kontak mata dengan perawat serta perilaku anak pada saat perawat melakukan prosedur injeksi yaitu anak tidak menangis dan merapatkan dirinya/bersembunyi pada orang tua atau penunggu. Anak terlihat lebih rileks dan menikmati tontonan kartun yang diberikan.

Intrevensi virtual reality kartun edukasi memberikan distraksi audio visual dan secara tidak langsung mengisolasi penglihatan anak secara cepat dan singkat dari dunia luar yang berpotensi meningkatkan stress, kecemasan dan ketakutan yang mempengaruhi tingkat kooperatif sehingga anak tidak menyadari keberadaan alat injeksi dan prosedur yang sedang dijalani. Selain itu dari intervensi yang diberikan tersebut anak juga mendapatkan edukasi dari beberapa tema kartun yang diberikan yaitu perawatan di rumah sakit, PHBS mencuci tangan dengan sabun, dan pentingnya makan buah dimana hal ini dapat menjadikan pembelajaran dan wawasan bagi anak tentang perawatan di rumah sakit yang menyenangkan, PHBS mencuci tangan dengan sabun dan pentingnya makan buah dan sayur yang merupakan tiga tema berbeda yang di pertontonkan dengan virtual reality.

Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bahwa intervensi virtual reality kartun edukasi sebagai salah satu pilihan distraksi sekaligus sebagai media edukasi yang dapat dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan sikap kooperatif anak usia prasekolah selama prosedur injeksi intra vena sehingga dapat menurunkan dampak hospitalisasi pada anak.

Penulis: Yuni Sufyanti Arief

Informasi detail mengenai penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di

https://www.psychosocial.com/article/PR270890/19246/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).