Efek Pemberian Ekstrak Ikan Gabus Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Fibroblast

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh republika co id

Pencabutan gigi merupakan tindakan bedah minor yang berfungsi untuk mengeluarkan gigi dari soketnya. Tindakan pencabutan gigi memiliki komplikasi seperti perdarahan, edema, dry socket dan infeksi. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yang berperan penting dalam pembentukan jaringan baru. Sel fibroblast merupakan salah satu komponen utama dari pembentukan benang kolagen. Hal ini dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. Ikan Gabus yang dikenal secara umum sebagai bahan makanan, sangat kaya dengan nutrisi yang dibutuhkan terutama pada kondisi pasca operasi, melahirkan dan prosedur sirkumsisi Ikan Gabus memiliki kandungan seperti Albumin, Zink (Zn), Tembaga (Cu), Zat besi (Fe), Magnesium (Mg) dan asam lemak tak jenuh, yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Setiap kandungan memiliki fungsi masing-masing.

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium yang dilakukan pada 24 ekor tikus wistar jantan yang dilakukan pencabutan gigi. 24 Tikus tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok control dan kelompok yang akan diberi ekstrak ikan Gabus. Setiap kelompok dibagi kembali 3 sub-kelompok yaitu kelompok pengamatan hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7. Kelompok perlakuan diberi ekstrak ikan Gabus yang digunakan berkonsentrasi 100% dalam sediaan gel dengan dosis 0,1 ml dan kelompok control diberi gel CMC-Na 0,5%. Kemudian dilakukan pengambilan jaringan pada kelompok control dan kelompok perlakuan pada hari ke-3, ke-5 dan ke-7 dan diberi pewarnaan Hematoxyline Eosine (HE). Setelah itu preparat diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400X. Penghitungan sel fibroblast dilakukan pada seluruh preparat, dan hasilnya dianalisa secara statistika dengan menggunakan independent t-test.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sel fibroblast pada kelompok yang diberi ekstrak ikan Gabus dibandingkan kelompok control yang diberi CMC-Na of 0.5%. Gel CMC-Na 0.5 % merupakan gel yang non toksik dan memiliki viskositas yang tinggi. Gel ini hanya berperan untuk menjaga stabilitas jaringan tanpa menyebabkan perubahan yang signifikan. Ekstrak ikan gabus 100% adalah konsentrasi tertinggi yang mempengaruhi rata-rata fibroblas sebesar 25% dan konsentrasi 50%. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pengaruhnya terhadap jumlah fibroblast.

Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan pada jumlah sel fibroblast dan menurut penelitian Majumdar (2005), cenderung meningkat pada hari ke-3 dan akan terus meningkat hingga hari ke-7. Pemilihan ekstrak ikan Gabus sebagai bahan terapi utama karena tersedia dan terjangkau. Ikan Gabus juga merupakan salah satu sumber antioksidan hewani dengan kadar protein albumin, yaitu 6,22% lebih tinggi dari jenis ikan lainnya. Ikan Gabus juga kaya akan mineral penting untuk tubuh seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe) dan asam lemak tak jenuh Albumin bekerja dengan mengikat Zn dan bertindak sebagai antioksidan, sementara Zn mempertahankan sistem kekebalan tubuh, dengan mensintesis protein dan menjaga integritas jaringan ikat. Zink juga membatasi kerusakan membran karena pembersihan dan proses penangkapan Reactive Oxygen Species ( ROS ) selama peradangan.

ROS atau radikal bebas adalah salah satu penyebab kegagalan penyembuhan karena jumlahnya yang cukup banyak pada area luka. Albumin juga memengaruhi sitokin proinflamasi dan konsentrasi TNF-α, IL1, IL 6, CRP dan MMP8 plasma dalam membantu proses penyembuhan luka. Sitokin proinflamasi ini melepaskan beberapa faktor pertumbuhan,termasuk PDGF, FGF, EGF, TGFP, dan TGF- α. Mineral tembaga membantu meningkatkan dan menghasilkan fibroblast growth factor ( FGF ) yang juga berpengaruh pada peningkatan pembentukan sel fibroblast. Cu dan Zn berperan dalam mengikat dan mengoptimalkan fungsi enzim superoksida dismutase (SOD) untuk mengurangi peradangan. Zat besi membantu mengirimkan oksigen dan membantu sintesis kolagen selama proses penyembuhan luka. Gel ekstrak ikan Gabus juga mengandung asam lemak tak jenuh, yang memainkan peran penting dalam pengaturan dan sintesis prostaglandin, mediator kimia yang muncul selama inflamasi mengaktifkan makrofag. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat prostaglandin, semakin cepat proses fagositosis dan pembersihan debris jaringan, sehingga mempercepat proses peradangan. Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah fibroblast pada kelompok perlakuan, tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek sitotoksik penggunaan ekstrak ikan Gabus dan konsentrasi aman yang dapat memberi efek terjadinya proliferasi sel fibroblast.

Penulis: Surya Atmajaya, Dion Sandro Satrya, Retno Kathiningsih, Andra Rizqiawan

Link terkait tulisan di atas: http://www.connectjournals.com/toc2.php?abstract=3068700H_4863A.pdf&&bookmark=CJ-033216&&issue_id=Supp-02&&yaer=2019

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).