Kisah Alfian Andhika, Wisudawan Inklusi yang Penuh Inspirasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Alfian Andikha saat sesi pengambilan video bersama kedua orang tua. (Foto: PIH UNAIR)

UNAIR NEWS – Lahir dengan keterbatasan bukanlah menjadi sebuah halangan. Itulah yang menjadi salah satu pedoman hidup Alfian Andhika, wisudawan inklusi yang lulus dari Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Airlangga. Alfian resmi menyandang gelar sarjana bersama ratusan lulusan yang diwisuda secara online Periode Juni 2020.

Untuk itu, saat gelaran wisuda online pada Sabtu (27/6) , Rektor UNAIR Prof. Moh. Nasih meminta agar seluruh peserta mendengarkan kisah perjalanan Alfian dalam menempuh studi di UNAIR hingga menjadi wisudawan. Dalam video yang berdurasi dua menit tersebut, Alfian menuturkan banyak kisah yang bisa memberikan semangat dan inspirasi.

Tahun 2016, bagi Alfian merupakan tahun yang sangat bersejarah. Pasalnya, pada tahun itu ia resmi menjadi bagian dari keluar besar UNAIR. Bahkan, dalam menjalankan studi, ia juga mendapat bantuan pendidikan bidikmisi. Alfian juga mengaku bahwa proses untuk mewujudkan mimpinya tersebut tidaklah mudah. Namun, dengan segala upaya dan pertolongan Tuhan yang Maha Kuasa, keterbatasan sebagai penyandang tuna netra mendorong Alfian untuk lebih giat lagi mewujudkan mimpinya.

“Awalnya memang tidak mudah, terlebih saya merupakan penyandang tuna netra pertama yang menempuh studi di FISIP UNAIR. Tapi, hal itu membuat saya tertantang dan ingin bagaimana kampus bisa lebih inklusi lagi,” ujarnya.

Menjalani studi dengan keterbatasan yang ada, baginya justru menjadi hal yang sangat luar biasa. Hal itu, tandas Alfian, bisa menjadi momentum dan  pengingat bagi semua pihak bahwa dengan dorongan dan semangat, orang-orang sepertinya bisa melakukan hal yang bermanfaat.

“Perjalanan saya ini bisa menjadi momentum bahwa awal agar bisa menjadi insan yang lebih bermanfaat,” tandasnya.

Pada akhir, ia juga berpesan kepada semua pihak bahwa teman-teman yang memiliki keterbatasan bukanlah tidak mampu untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat. Jika diberikan kesempatan yang sama, sambungnya, teman-teman yang memiliki keterbasan juga bisa melakukan hal yang bermanfaat kepada orang lain.

“Jadi, ayo ubah pola fikir bahwa bagi teman-teman yang memiliki keterbatasan, mereka sebenarnya bisa dan mampu jika diberikan kesempatan yang sama,” ungkap Alfian. “Untuk itu, terima kasih UNAIR, Rektor, Dekan, dan teman-teman  semuanya atas dukungannya selama ini. Salam sukses,” pungkas Alfian.  

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).