Model Perilaku Pengendalian Tekanan Darah pada Klien Hipertensi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh dokter sehat

Penyakit hipertensi disebut sebagai “the silent diseases” karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan masalah kesehatan. Pengendalian tekanan darah pada hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang penting dan menemukan strategi untuk mengatasinya menjadi tantangan di seluruh dunia.

Beberapa penelitian dari beberapa negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa kesadaran klien hipertensi mengenai pengendalian tekanan darah masih sangat rendah. Upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi harus dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan perubahan pola hidup kearah yang lebih sehat. Untuk memahami dan mempraktekkan gaya hidup yang benar dan menghindari penyakit, individu dan masyarakat perlu memiliki perilaku yang tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pengendalian tekanan darah dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat stres, kepribadian, tingkat pengetahuan, dukungan keluarga,  peran petugas kesehatan, keyakinan individu, dan proses kognator (persepsi, pembelajaran, penilaian dan emosi).

Klien hipertensi dengan level pendidikan rendah dan tingkat pengetahuan yang kurang membuat klien sulit untuk memahami hipertensi dan cara melakukan pengendalian tekanan darah. Klien yang memiliki pekerjaan mempunyai perilaku pengendalian tekanan darah yang lebih baik karena status ekonomi yang lebih baik sehingga mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pilihan perawatan. Klien hipertensi dengan tingkat stres yang tinggi mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup yang kurang sehat sehingga membuat klien hipertensi tersebut tidak dapat mengendalikan tekanan darahnya dengan baik.

Klien hipertensi yang memiliki kepribadian introvert lebih cenderung patuh terhadap pengobatan daripada kepribadian ekstrovert. Hal ini disebabkan karena klien hipertensi dengan kepribadian ekstrovert cenderung mengarahkan dirinya pada lingkungan daripada dirinya sendiri, sehingga membuat mereka lebih mengikuti perubahan di lingkungannya, baik yang tidak membawa dampak buruk maupun yang tidak membawa dampak buruk bagi kesehatannya. Selain itu, orang dengan kepribadian introvert juga lebih suka belajar sendiri daripada orang dengan kepribadian ekstrovert yang lebih membutuhkan dukungan dari orang lain.

Rendahnya peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga pada klien hipertensi mengakibatkan klien dapat memiliki perilaku manajemen diri yang buruk. Petugas kesehatan perlu melakukan pendekatan kepada klien dan keluarga secara holistik dan psikososial untuk dapat membantu klien dalam melakukan pengendalian tekanan darah. Dukungan keluarga juga merupakan salah satu strategi penting dalam meningkatkan perilaku klien hipertensi untuk melakukan pengendalian tekanan darah dengan berperan aktif membantu klien dalam melakukan manajemen diet, aktivitas, obat-obatan dan pemeriksaan tekanan darah.

Kesadaran klien hipertensi mengenai penyakitnya juga masih rendah. Merekamasih menganggap bahwa penyakit hipertensi merupakan penyakit yang tidak berbahaya, kurangnya pemahaman mengenai manfaat pengobatan, tingginya hambatan dalam melakukan pengendalian tekanan darah, misalnya karena masalah waktu atau rasa malas dalam diri sendiri. Individu yang percaya bahwa mereka berisiko rendah terserang penyakit dan lebih rentan terhadap penyakit lebih cenderung terlibat dalam perilaku yang tidak sehat, atau berisiko. Seorang individu akan cenderung mengadopsi perilaku sehat saat percaya bahwa perilaku yang baru akan mengurangi risiko mereka untuk berkembangnya suatu penyakit.

Rendahnya kesadaran klien terhadap penyakitnya membuat klien sulit untuk dapat mengendalikan tekanan darahnya. Sulitnya mengubah kualitas perilaku dan mengatasi hambatan dalam melakukan pengendalian tekanan darah merupakan hal yang mempengaruhi klien hipertensi untuk menjaga tekanan darah dalam kondisi yang stabil. Peningkatan perilaku klien hipertensi dapat dilakukan dengan konseling oleh petugas kesehatan dan melibatkan klien dan keluarga dalam proses pengambilan keputusan terkait perawatan pada dirinya.

Penulis: GratsiaViktoria Fernandez &I ka Yuni Widyawati    

Link terkait tulisan di atas: https://www.psychosocial.com/article/PR270848/19111/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).