Inventarisasi Ektoparasit pada Udang Vanamei yang Dibudidayakan dengan Kepadatan Tinggi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh ideaksi
Udang adalah salah satu produk perikanan yang memiliki kandungan protein hewani yang tinggi dan disukai oleh asing dankomunitas domestik. Produksi udang Indonesia meningkat, pada tahun 2017 udang vanamei produksinya mencapai 1,1 juta ton. Udang putih Pasifik berasal dari perairan Amerika dan telah menyebardi seluruh Indonesia dan dikembangkan oleh petani dan pemerintah. Budidaya udang vanameiadalahdipilih oleh petani karena jenis udang ini lebih tahan terhadap penyakit, memiliki pertumbuhan lebih cepat, tahan terhadapperubahan lingkungan, memiliki waktu budidaya lebih pendek (90-100 hari per musim), kepadatan tebar tinggi, tingginya tingkat kelangsungan hidup dan menghemat makan.Sejalan dengan pertumbuhan ini, budidaya udang vanamei baik di pembenihan dan kolam tidakbebas dari masalah. Budidaya udang vanameidi tempat penetasan dapat berlangsung sampai larvamencapai tahap pasca larva (PL11-PL15) dengan kepadatan mencapai 300-400 ekor dalam satu meter persegi dan dalampenggilingan mencapai hingga tahap PL20 - PL30. Masalah utama yang sering dialami petani adalah masalahpenyakit dan kondisi lingkungan menurun. Kondisi lingkungan yang buruk dalam budidaya udangdengan pola intensif atau super intensif dapat disebabkan oleh kepadatan tebar tinggi (hingga 200 - 300 ekorper meter persegi atau sisa pakan) dapat meningkatkan kandungan bahan organik yang menumpuk didasar air dan menyebabkan pembusukan. Produk sampingan dari gangguan proses dekomposisibahan organik adalah munculnya amoniak (NH3) dalam air dan akumulasi limbah dalam budidayatanah, yang menyebabkan udang diracuni. Kondisi air yang menurun akan menyebabkan udangmengalami stres, yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, sehingga rentan terhadap infeksi patogen itu berada di perairan.

Salah satu penyakit parasit yang sering menyerang udang vanameiadalah penyakit yang disebabkan oleh protozoaparasit dari kelas Ciliate. Protozoa yang menyerang udang vanamei di tambak, yaitu Zoothamniumsp., Vorticella sp. dan Epistylis sp. Penyakit yang disebabkan oleh ketiga spesies ini dapat menyebabkan kematianudang dalam akuakultur hingga 100% di tempat penetasan. Sampai sekarang prevalensi dan intensitas tambak udang masih tinggi mencapai 67% dengan intensitas zooid per udang. Selanjutnya dikatakan bahwaseluruh permukaan tubuh dan insang udang yang terinfeksi oleh protozoa ini akan ditemukan dalam kelompoktiga spesies yang berwarna putih krem, yang dapat menyebabkan udang sulit bernapas, sulit makan dantidak bisa mengganti kulit (ganti kulit).

Berdasarkan uraian tersebut, perlu adanya inventarisasi ektoparasit pada udang vanameiyang dipelihara di kolam dengan pola intensif dan di tempat penetasan tinggi di Kabupaten Bangil,Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur berdasarkan prevalensi, intensitas, dan tingkat serangan, untuk dijadikan rujukandalam budidaya udang vanameidi kolam.

Penulis : Gunanti Mahasri
Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012077

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).