Metode Peningkatkan Kualitas Hidup Bagi Pasien Kanker Payudara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kanker payudara. (Sumber: Alodokter)

Penyakit kanker payudara adalah momok yang masih menakutkan bagi kehidupan ini, terutama bagi bangsa Indonesia. Penyakit yang identik dengan kaum hawa tersebut, ternyata menjadi penyebab angka kematian di Indonseia yang angkanya mencapai 2,1 juta jiwa. Bahkan, kematian akibat kanker payudara di dunia angkanya mencapai 15% atau 627.000 jiwa dari semua jenis kematian akibat kangker di kalangan wanita. Jika diakumulasikan, kematian wanita Indonesia akibat kanker payudara mengalami peningakatan sejak tahun 2018.

Sebagian besar temuan menjelaskan bahwa adanya diagnosis dan pengobatan kanker payudara dapat memicu serangkaian perubahan emosional negatif bagi pasien, seperti stress, kecemasan, ketakutan dan depresi berat. Kanker payudara dan penyakit kronis lainnya, menimbulkan tantangan psikologis yang secara tradisional, telah dirawat melalui strategi yang berfokus pada masalah.

Banyak intervensi yang telah dikembangkan untuk membantu wanita mengatasi dampak negatif fisik dan psikologis dari diagnose dan perawatannya. Di sisi lain, ada bukti bahwa permasalahan ini berpengaruh secara signifikan, seperti kanker, dapat berdampak pada konsep diri seseorang, hubungan mereka, dan nilai-nilai mereka, yang dapat berarti pengorganisasian kembali prioritas hidup ketika orang tersebut berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih sehat.

Menurut para peneliti dan pemerhati penyakit kanker, menjelaskan bahwa perawatan kanker membutuhkan waktu, beberapa prosedur dan perawatan diri sangat penting untuk mengelola penyakit kronis, dan upaya pasien sendiri sangat penting. Karena adanya tuntutan perawatan diri yang berkelanjutan, maka pasien dengan penyakit kronis sering mengalami stress psikologis berulang, intimidasi sosial dan  penurunan harga diri. Selain itu juga sering terjadi penurunan imunitas tubuh, sehingga mereka rentan terhadap maladaptasi dan depresi.

Banyak bukti yang mendukung temuan bahwa model ketidakpastian dapat digunakan untuk menjaga kesehatan mental populasi yang rentan mengalami peristiwa yang menimbulkan stress. Hal itu juga berarti bahwa model tersebut merupakan salah satu mekanisme bertahan yang berguna untuk menangani diagnosis kanker dan kesulitan terkait pengobatan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ketidakpastian dapat dikaitkan dengan suasana hati yang negatif, peningkatan gejala kelelahan, gangguan tidur dan kualitas hidup yang makin buruk.

Menurut salah satu studi, dalam menangani penyakit kanker payudara dapat menggunakan metode intervensi untuk mengatasi ketidakpastian, tetapi tidak seperti dua studi mindfulness yang diperiksa sebelumnya. Setelah itu, kelompok intervensi memang mengungkapkan penurunan rasa takut dan sebagai akibat dari ketidakpastian yang menurun, peningkatan pengetahuan tentang efek samping jangka panjang dari pengobatan dan meningkatkan kesadaran tentang kanker dan kepatuhan terhadap pengobatan.

Komunikasi adalah titik perawatan yang kritis dan dapat mengembangkan lingkungan yang saling percaya dan memahami, sehingga efektif untuk memberdayakan pasien untuk menyatakan keprihatinan mereka kepada dokter mereka dan itu secara signifikan berkorelasi untuk mengurangi kecemasan. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pasien yang merasa lebih berdaya menjadi lebih efektif sendiri dan mungkin dengan jelas mendiskusikan kekhawatiran mereka, sehingga dapat mengurangi kecemasan dan kepatuhan mereka terhadap pengobatan mereka.

Peningkatan komunikasi kurang terkait dengan mengatasi penyakit kronis, tetapi sebagian besar kekhawatiran membantu pasien untuk mendiskusikan situasi fisik dan sosial mereka dan mematuhi perawatan terapeutik, yang pada akhirnya dapat mengarah pada kehidupan yang lebih sehat. Namun sulit untuk menyimpulkan bahwa program intervensi keperawatan untuk pasien kronis seperti kanker payudara efektif untuk mengurangi depresi, kecemasan dan stress.

Dengan demikian, studi tindak lanjut harus mengadopsi beberapa pendekatan untuk menunjukkan komponen program yang secara langsung berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan variabel dependen signifikan lainnya. Selain itu, dalam mengahadapi asien kanker payudara perlu mengurangi ketidakpastian pada pasien dengan penyakit kronis untuk kualitas hidup yang lebih baik.

Selain itu, agar pasien dapat selamat dari kanker payudara, mereka juga harus dirancang dengan waktu sesi dan lama program yang memadai untuk mendorong perubahan perilaku yang bersifat sementara serta perubahan dalam sistem dan nilai keyakinan internal seseorang, sehingga intervensi keperawatan dapat kengurangi koping dan ketidakpastian bagi pasien yang selamat dari kanker payudara dengan secara sistematis. Guna melihat fenomena lebih lanjut, dapat dilihat pada artikel Scopus dengan merujuk pada konten di bawah ini.

Penulis: Susilo Harianto

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link jurnal berikut ini:

https://www.psychosocial.com/article/PR290088/22758/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).