Perbandingan Kadar TNF-α Cairan Pleura pada Efusi Pleura Tuberkulosis dan Bukan Tuberkulosis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi tuberkulosis. (Sumber: Klikdokter)

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang utama di negara berkembang. Berdasarkan data WHO pada  tahun 2017 terdapat 10 juta orang menderita sakit TB dengan angka kematian sebesar 1,6 juta. Indonesia menempati urutan ketiga berdasarkan jumlah insiden tuberculosis, dengan insiden TB 845.000 (770.000 – 923.000). Data rekam medis di ruang perawatan paru RSUD dr.Soetomo Surabaya tahun 2012 didapatkan 37 penderita efusi pleura TB dan tahun 2013 didapatkan 39 penderita.

Gold standar diagnosis efusi pleura TB adalah pemeriksaan konvensional  ditemukannya Mycobacterium tuberculosis. Metode konvensional seperti apusan BTA cairan pleura dan kultur MTB cairan pleura sering didapatkan hasil yang negatif, oleh karena jumlah kuman yang sedikit. Sarana yang ada saat ini sulit untuk menegakkan diagnosis efusi  pleura  TB  sehingga  sering  timbul  anggapan  bahwa  penderita tuberkulosis  paru  yang  disertai  dengan  efusi  pleura,  efusi  pleuranya adalah efusi  pleura TB, sebaliknya  penderita  bukan TB paru  yang menderita efusi pleura, efusi pleuranya dianggap bukan disebabkan oleh TB, sehingga dalam menegakkan diagnosis efusi pleura TB dan efusi pleura bukan TB masih menjadi masalah klinis.

TNF-α merupakan sitokin proinflamatori yang berperan untuk mengontrol dan mengendalikan progresifitas infeksi TB. Peningkatan kadar TNF-α dilaporkan pada penderita TB kronis dan ditandai adanya demam dan penurunan berat badan. Pengukuran kadar TNF-α cairan pleura diharapkan dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang yang dapat menentukan penyebab efusi pleura karena tuberkulosis atau bukan.

Peran TNF-α pada Imunopatogenesis Efusi Pleura TB

TNF-α merupakan suatu molekul pleiotropik yang disekresi terutama oleh  makrofag yang teraktivasi dan sel limfosit T. Glikolipid dan lipoarabinomannan dari basil Mycobacterium tuberculosis dapat merangsang pelepasan TNF-α. TNF-α merupakan sitokin proinflamasi yang memiliki peran ganda baik menguntungkan (imunoprotektif) untuk mengontrol pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, maupun peran merugikan (immunopatologi) dengan memicu kerusakan jaringan dan gejala klinis TB.

Peran TNF-α untuk mengontrol dan mengendalikan progresifitas infeksi TB diantaranya melalui aktivasi fagositosis makrofag, pembentukan formasi granuloma, stimulasi sel T untuk mensekresi interferon gamma, induksi kemokin dan apoptosis makrofag. TNF-α memainkan peran utama pada reaksi pembentukan granuloma, eliminasi antigen basil intramakrofag dan fibrosis untuk menghentikan poses penyakit.  Konsentrasi TNF-α yang tinggi dalam cairan pleura mencerminkan adanya stimulasi imun lokal dalam menghadapi kuman Mycobacterium tuberculosis. Konsentrasi TNF-α yang tinggi dalam cairan pleura ini terjadi oleh karena adanya migrasi sel T dari perifer ke lokasi penyakit.

Penelitian ini merupakan studi cross sectional analitic observasional, dengan subyek penelitian adalah penderita efusi pleura TB dan penderita efusi pleura bukan TB  di ruang rawat inap SMF Paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini melibatkan 22 pasien yang terbagi dalam dua kelompok yaitu masing masing sebanyak 11 pasien efusi pleura TB dan 11 pasien efusi pleura bukan TB. Pada penelitian ini rerata kadar TNF-α cairan pleura pada kelompok efusi pleura TB sebesar 25,43 pg/mL, dengan kadar terendah 11,17 pg/mL dan kadar tertinggi 55,12 pg/mL, sedangkan rerata kadar TNF-α cairan pleura pada kelompok efusi pleura bukan TB sebesar 5,98 pg/mL, dengan kadar terendah 3,35 pg/mL dan kadar tertinggi 10,20 pg/mL. Hasil independent t test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kadar TNF-α cairan pleura kelompok efusi pleura TB dan kadar TNF-α cairan pleura kelompok efusi pleura bukan TB dengan nilai p sebesar 0,001 (< 0,05). (25,43 ± 13,55 pg/mL vs 5,98  ± 1,89 pg/mL).

Penelitian ini membuktikan terdapat kadar TNF-α cairan pleura yang lebih tinggi pada efusi pleura TB dibandingkan pada efusi pleura bukan TB, namun demikian perlu penelitian lebih lanjut dengan melibatkan faktor lain seperti berat badan dan tingkat keparahan penyakit berdasarkan luasnya kelainan pada foto toraks.

Penulis: Nurlela Damayanti dan Resti Yudhawati

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1016/j.ijtb.2018.05.017

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).