Apakah Probiotik Dapat Meningkatkan Respon Imun Bawaan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kekebalan tubuh. (Sumber: Kaltim Today)

Probiotik adalah kombinasi mikroorganisme yang telah menunjukkan atau diduga memiliki efek menguntungkan ketika dikonsumsi, termasuk menginduksi respon imun dan mempercepat penyembuhan berbagai gangguan pencernaan baik akut maupun kronis, berdasarkan studi sebelumnya. Probitik meningkatan induksi respon imun sel epitel, sel dendritik, monosit/ makrofag, dan limfosit (limfosit B, sel NK, sel T). Menjelaskan mekanisme multipel species probiotik terhadap aktivasi respon imun bawaan melalui peran sel dendritik dan NK pada tikus sehat yang mengalami kerusakan gastrointestinal yang disebabkan oleh lipopolisakarida (LPS)  adalah tujuan dilakukannya penelitian ini.

Sebanyak 24 tikus jantan putih galur Balb/c yang berusia 10 – 12 minggu dengan berat badan 30 – 40 gram dibagi menjadi empat kelompok penelitian. Kelompok I adalah tikus yang mendapatkan probiotik – lipopolisakarida (LPS), kelompok II dan III adalah tikus yang hanya mendapatkan LPS saja dan probiotik saja, sedangkan kelompok IV merupakan kelompok kontrol tanpa intervensi. Probiotik diberikan selama 21 hari dengan menggunakan kombinasi dari Lactobacillus acidophilus PXN 35, L. casei subsp. casei PXN 37, L. rhamnosus PXN 54, L. bulgaricus PXN 39, Bifidobacterium breve PXN 25, B. infantis PXN 27, dan Streptococcus thermophilus PXN 66. Lipopolisakarida (LPS) hanya diberikan satu hari yaitu pada hari ke-15.

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah rerata jumlah sel dendritik pada kelompok yang mendapatkan probiotik saja secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (8,67 ± 2,07 dibandingkan 6 ± 1,41). Rerata jumlah sel dendritik yang lebih tinggi secara signifikan juga dihasilkan oleh kelompok yang mendapatkan LPS dengan suplementasi probiotik dibandingkan kelompok yang hanya terpapar LPS (8,83 ± 1,72 dibandingkan 3,5 ± 1,05). Berbeda dengan sel dendritik, peningkatan rerata jumlah sel NK juga terjadi pada kelompok – kelompok tersebut tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan.

Respon imun bawaan pada kelompok probiotik, sebagaimana ditentukan oleh jumlah sel dendritik, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian probiotik meningkatkan respon imun bawaan dan konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa sinbiotik merangsang respon imun bawaan dan adaptif di mukosa. Komunikasi terjadi antara bakteri probiotik sebagai flora normal dan sistem imun tubuh dimana probiotik adalah imunomodulator potensial yang meningkatkan jumlah dan mengintensifkan pematangan sel dendritik sebagai sel penyaji antigen (antigen presenting cell) dan “mendorong” diferensiasi sel T berdasarkan komposisi mikroflora usus.

Peningkatan respon imun bawaan yang ditandai dengan peningkatan jumlah sel dendritik secara signifikan juga terjadi pada kelompok probiotik – LPS, dibandingkan dengan kelompok LPS saja. Pemberian LPS akan menginduksi respon inflamasi pada tikus sehat, seperti yang ditunjukkan oleh respon faktor faktor bawaan dan sistem imun adaptif yang diregulasi. Tidak adanya paparana probiotik pada kelompok LPS saja akan menyebabkan rendahnya respon imun bawaan akibat tidak terjadi peningkatan aktivasi dan jumlah sel dendritik. Efek anti-inflamasi yang paling nyata ditunjukkan oleh spesies bifidobacteria, dengan meningkatkan produksi interleukin (IL) -10 oleh sel dendritik dan penurunan ekspresi CD80 dan CD40.

Sel NK meningkat meskipun tidak secara signifikan pada penelitian ini. Pengaruh probiotik terhadap sel NK masih merupakan suatu kontroversial. Beberapa penelitian pada tikus dan manusia menyebutkan bahwa aktivitas sel NK meningkat setelah diberikan probiotik B. lactis HN019, Lactobacillus casei ssp., L. gasseri dan L. coryniformis. Penambahan L. casei Shirota menunjukkan hasil yang berbeda yaitu tidak ada pengaruh terhadap aktivitas sel NK.

Adanya perbedaan species yang digunakan pada penelitian dapat menjelaskan adanya perbedaan hasil yang didapatkan pada studi sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah multipel spesies probiotik dapat mempengaruhi respon imun bawaan pada tikus galur Bal/c melalui sel dendritik. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan strain dan dosis probiotik yang paling efektif untuk menstimulasi sel NK. (*)

Penulis: Andy darma

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://chimie-biologie.ubm.ro/carpathian_journal/Papers_11(5)/CJFST11(5)2019_4.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).