Persakmi dan IKA FKM UNAIR Adakan Webinar Pemberdayaan Masyarakat di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof. Nasih ketika menyampaikan sambutan melalui media Zoom. (Foto : Istimewa)

­UNAIR NEWS – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat (Persakmi) dan dan Ikatan Alumni FKM Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar bertajuk “Tantangan, Peluang & Implementasi Pemberdayaan Masyarakat di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19”. Webinar dilaksanakan pada Senin (1/6/2020) melalui media Zoom dan ditayangkan secara live di channel YouTube FKM UNAIR.

Terdapat empat panelis yang mengisi webinar tersebut. Yaitu Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI; Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si.Apt selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI; Evi Zainal Abidin selaku anggota DPD RI Dapil Jawa Timur; dan Dr. Lutfi Agus Salim, S.KM., M.Si selaku Pakar Kependudukan FKM UNAIR dan Pengurus Pusat Persakmi.

Menurut Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd atau yang akrab disapa Halim, pada kondisi pandemi saat ini terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu ekonomi dan kesehatan. Sehingga tanpa direncakan, pemerintah perlu bersentuhan secara intensif dengan tenaga kesehatan masyarakat untuk upaya pencegahan Covid-19.

“Pada kondisi saat ini, tanpa kita rencanakan kita harus bersentuhan secara intensif lagi dengan teman-teman kesmas. Ini mutlak karena mau tidak mau kita harus melakukan upaya pencegahan,” tegas Halim.

Prof. Dr. Moh. Nasih SE., MT., Ak., CMA selaku Rektor UNAIR pada sambutannya juga menyampaikan bahwa kondisi pandemi saat ini merupakan peluang untuk menunjukkan pada masyarakat dan dunia bahwa ilmu kesehatan masyarakat (kesmas) itu ada dan berkontribusi. Tenaga kesehatan masyarakat berada pada posisi pencegahan.

“Posisi kita di kesmas bisa menjadi orang yang paling ada di ujung terdepan agar covid-19 tidak menyebar kemana-mana. Dalam konteks pencegahan ini kawan-kawan kesmas berada di posisi terdepan,” ucap Prof. Nasih.

Terlebih, kedepannya new normal akan diimplementasikan. Menurut Prof. Nasih, new normal bukan lagi ranah kedokteran dan keperawatan. New normal termasuk di desa adalah ranah kesehatan masyarakat terlebih untuk mendampingi masyarakat untuk melanjutkan kehidupan dengan normal meski dengan penyesuaian-penyesuaian agar terhindar dari Covid-19.

Untuk itu, Prof.Nasih percaya bahwa Persakmi, ilmuwan, akademisi, profesor, aktivis, dan mahasiswa kesehatan masyarakat dapat melakukan peran dengan baik. Selain itu, Prof. Nasih juga mendorong dekan FKM UNAIR untuk melibatkan mahasiswa dan alumni untuk melakukan pemberdayaan dengan program dan aksi nyata.

“Satu aksi nyata sungguh jauh lebih berarti dibanding seribu kata-kata, seribu cita-cita,” pungkas Prof. Nasih.

Selain penyampaian materi oleh panelis, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan launching buku yang ditulis oleh tim program Desa Sehat Berdaya. Buku tersebut berjudul Determinan Sosial Penanggulangan Stunting : Riset Aksi Partisipatif Desa Sehat Berdaya Fokus Penanggulangan Stunting.

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).