Manajemen Asma Berdasarkan Health Belief Model

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh alodokter.com

Asma adalah penyakit kronis yang sering terjadi pada masa kanak-kanak, hal ini menyebabkan kematian terjadi di negara berkembang. Asma adalah gangguan peradangan kronis yang melibatkan berbagai sel peradangan. Dasar dari penyakit ini adalah hiperaktif bronkus pada berbagai tingkatan, obstruksi jalan napas, dan gejala pernapasan. Asma menjadi crussial dalam kesehatan anak karena dapat kambuh dan terjadi lama, anak-anak usia sekolah mudah mengalami eksaserbasi dengan 18,9 kali kemungkinan menjadi kondisi darurat. Meskipun tingkat morbiditas atau mortalitas pada anak-anak bukan disebabkan oleh asma, tetapi pelayanan kesehatan harus memperhatikan masalah ini. Ini bisa menjadi penting karena tingkat kekambuhan yang tinggi pada anak-anak dapat mengurangi kualitas hidup anak-anak, mengganggu pertumbuhan, membatasi aktivitas dalam kebiasaan, tidur, mengurangi tingkat kehadiran di sekolah, dan menyebabkan menurunnya prestasi anak-anak. Orang tua penting dan kunci untuk mengendalikan asma pada anak-anak, sehingga diperlukan pendidikan yang memadai. Manajemen orangtua pada penanganan asma anak berkontribusi sebagai peran penting untuk mencapai tujuan dalam mengendalikan asma. Berdasarkan pendekatan Health Belief Model (HBM), manajemen asma dapat membantu orang tua untuk mengelola dan mengendalikan asma. Teori ini adalah teori perubahan perilaku dalam model kesehatan dan psikologis yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan dengan berfokus pada persepsi individu dan kepercayaan pada penyakit.

Penelitian menunjukkan pendidikan manajemen asma berbasis HBM memiliki efek pada kepercayaan orangtua dalam upaya untuk mencegah kekambuhan. 4 komponen keyakinan adalah hambatan yang dirasakan, persepsi kerentanan, manfaat yang dirasakan, dan kemampuan diri. Peningkatan kepercayaan diperoleh melalui edukasi manajemen asma yang meliputi penilaian, penyesuaian pengobatan dan tinjauan pengobatan berbasis kepercayaan selama 21 hari dalam 3 pertemuan. Strategi pendidikan berbasis belief meningkatkan persepsi orang tua. Manfaat yang dirasakan adalah asumsi orang tua dalam mengikuti saran dari petugas kesehatan untuk mengelola asma pada anak. Orang tua yang memiliki self-efficacy tinggi dalam hal manajemen asma, sehingga mampu mengidentifikasi kondisi anakjika asma memburuk dan mengidentifikasi pemicu menjadi manajemen strategi antara orang tua dan anak-anak, sehingga dapat mengurangi gejala asma.

Meningkatnya kepercayaan orang tua tentang pencegahan kekambuhan asma memiliki efek positif pada manajemen asma pada anak-anak. Keyakinan yang lebih baik tentang asma memungkinkan pengurangan eksaserbasi, perawatan mendesak, memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit, peningkatan kehadiran di sekolah, aktivitas sosial anak yang tidak terganggu dan peningkatan kualitas hidup. Menghindari pemicu asma dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi eksaserbasi asma. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan manajemen asma berbasis health belief modelbisa menumbuhkan keyakinan orang tua untuk bertindak mencegah kekambuhan asma anak yang dibuktikan dengan perubahan perilaku.

Penulis: Nursalam, TintinSukartini, Sandi Alfa WigaArsa, Sri Utami

Link jurnal terkait tulisan di atas: https://www.psychosocial.com/article/PR270406/15717/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).