Penurunkan Bahan Organik, Amonia, dan Bacteri Vibrio pada Air Tambak Udang dengan Menggunakan Probiotik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi tambak udang. (Sumber: Republika)

Permintaan pasar untuk udang terus meningkat dengan nilai rata-rata 8,42 persen atau 67,514 ton per tahun dengan peningkatan populasi manusia di dunia secara bersamaan, yang mengakibatkan produksi udang dalam kebutuhan budidaya untuk intensifikasi untuk meningkatkan hasil produksi udang dengan tanah minimum. Sistem budidaya udang intensif juga akan membutuhkan lebih banyak input terutama dalam benih dan pakan. Tetapi sistem budidaya intensif buruk bagi organisme, karena dapat meningkatkan budidaya limbah dalam bentuk bahan organik, sisa pakan, tinja, meningkatkan senyawa beracun seperti NH3, dan dapat meningkatkan kejadian penyakit pada organisme akuakultur.

Keberhasilan budidaya udang ditentukan oleh faktor-faktor seperti lingkungan yang baik adalah kualitas air dan total bakteri patogen dalam budidaya air. Kualitas air, terutama kadar total bahan organik dan amonia yang melebihi ambang batas ≤ 90 mg / l dan ≤ 0,1 mg / l, adalah salah satu dari dua faktor yang menyebabkan kegagalan budidaya udang. Selain masalah penurunan kualitas air, kegagalan budidaya udang juga bisa disebabkan karena penyakit, terutama vibriosis.

Faktor-faktor yang biasanya menyebabkan wabah penyakit vibriosis terkait dengan memburuknya perubahan lingkungan dan stres pada udang. Ambang batas maksimum tempat budidaya Vibrio dalam air adalah 104 CFU / ml, jika keberadaan Vibrio melebihi 104 CFU / ml, itu dapat menyebabkan penyakit vibriosis yang kemudian akan diikuti oleh kematian massal dalam budidaya udang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan probiotik Pseudomonas dan Bacillus terhadap penurunan bahan organik, amonia, dan Total Vibrio dalam air tambak udang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu tanpa penambahan probiotik (P0, kontrol), penambahan probiotik segar (P1), penambahan probiotik dengan masa penyimpanan 1 bulan (P2), penambahan probiotik dengan waktu penyimpanan 2 bulan (P3) dan penambahan probiotik dengan masa penyimpanan 3 bulan (P4).

Setiap perawatan diulang empat kali. Kandungan total bahan organik dan Vibrio dalam air diukur pada hari 0 (awal), dan ketiga (akhir), kandungan amonia diukur setiap 24 jam selama penelitian (t0-t3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik dengan penyimpanan lama berbeda memberikan penurunan total bahan organik, amonia, dan Vibrio dalam air tambak udang.

Penambahan probiotik dengan periode penyimpanan 3 bulan memberikan Total Vibrio, bahan organik, dan kandungan amonia lebih rendah dibandingkan dengan air tambak udang tanpa menambahkan probiotik dan memberikan perbedaan yang signifikan (p <0,05). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Penyakit Ikan, Laboratorium Anatomi dan Budidaya, Laboratorium Kimia Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga di Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan pada Desember 2018 hingga April 2019.

Penulis : Woro Hastuti S

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012108

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).