Potensi Proteksi 1,8-Sineol terhadap Keradangan Akibat Pajanan Uap Metil Metakrilat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi pekerja laboratorium teknik gigi. (Sumber: IDN Times)

Sampai saat ini bahan akrilik yang terdiri dari bubuk polimetil metakrilat dan cairan monomer metil metakrilat, masih banyak dipakai dalam bidang kedokteran gigi sebagai bahan pembuat gigi palsu.  Efek toksik akrilik lebih berasal dari cairan monomer yang merupakan cairan mudah menguap dengan bau menyengat, sehingga mudah terlepas langsung ke udara dan terhirup oleh pekerja dan juga orang yang berada di sekitarnya.

Scherpereel (2004) dan Kim et al. (2013) melaporkan  kasus teknisi gigi yang didiagnosa menderita pneumonitis hipersensitivititas akibat menghirup metil metakrilat,  sedangkan Lyapina et al. (2014) melaporkan adanya insiden hipersensitifitas kontakta (> 24%) terhadap metil metakrilat baik pada populasi profesi kedokteran gigi, mahasiswa, maupun populasi acak. Penggunaan metakrilat sehari-hari secara signifikan meningkatkan resiko asma dan batuk (Jaakola et al., 2007).

Pajanan metil metakrilat ini harus menjadi perhatian agar dampaknya dapat diminimalkan, khususnya terhadap pekerja di laboratorium teknik gigi. Salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian bahan antioksidan. 1,8-sineol merupakan salah satu komponen terbanyak yang terkandung dalam Eucalyptus globulus. 1,8-sineol mengandung antioksidan dan sudah banyak dipakai untuk kesehatan, misalnya  untuk mengatasi nyeri dan keradangan pada mukus membran, batuk, bronkitis, nyeri dan keradangan sinus, asma, dan infeksi pernafasan (Sadlon & Lamson, 2010).

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui potensi 1,8 sineol dalam menurunkan keradangan saluran nafas akibat pajanan metil metakrilat yang  dilihat melalui pengukuran terhadap malondialdehyde (MDA) sebagai indikator stres oksidatif, pengukuran mediator keradangan yaitu IL-8, dan juga penghitungan  jumlah netrofil. Pada penelitian ini digunakan 30 ekor mencit jantan BALB/c yang berusia 3 bulan dengan berat badan 20-30 gram dan dinyatakan sehat pada pemeriksaan fisik oleh dokter hewan. Pengamatan jumlah metabolit MDA dan ekspresi IL-8 dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia, sedangkan pengamatan keradangan jaringan dilakukan pada preparat HE.

Disimpulkan bahwa 1,8-sineol dapat menurunkan jumlah metabolit MDA, ekspresi IL-8, dan jumlah netrofil yang meningkat akibat pajanan uap metil metakrilat. (*)

Penulis: Sianiwati Goenharto

Informasi detail dari artikel ini dapat dibaca lebih lengkap pada publikasi ilmiah berikut:

https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85081303658&partnerID=40&md5=e92bd635629b4d5eb4032a2356c2f3f0

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).