Korelasi Fibrinogen dan Kolesterol Low-Density Lipoprotein terhadap Kejadian Infark Miokard Akut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Infark Miokard Akut. (Sumber: Alodokter)

Fibrinogen, precursor fibrin, merupakan protein inflamasi fase akut yang terlibat dalam pembekuan darah juga merupakan target potensial pada Penyakit Jantung Koroner (PJK). Beberapa studi membuktikan kadar fibronogen plasma dikaitkan dengan PJK mengindikasikan bahwa fibrinogen mungkin menjadi faktor penyebab, target pengobatan, dan prediktor risiko tidak hanya pada orang sehat tetapi juga pada orang dengan penyakit kardiovaskular. Studi observasi memperlihatkan peningkatan fibrinogen plasma (g/L) berhubungan dengan peningkatan PJK. Kadar fibrinogen juga memprediksi pembentukan, perkembangan, dan prognosis buruk pada PJK.

Kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang tinggi berhubungan dengan kenaikan risiko PJK. Partikel LDL yang teroksidasi, baik protein maupun  bagian lipidnya, diketahui terdapat dalam lesi aterosklerotik dan diinternalisasi oleh makrofag. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara fibrinogen dan kadar kolesterol LDL dengan Infark Miokard Akut (IMA) dengan cara menganalisa data dari penemuan laboratorium pada sampel darah, mengingat keduanya adalah faktor risiko IMA.

Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan antara peningkatan kadar fibrinogen dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk PJK. Pada studi ini didapatkan perbedaan kadar fibrinogen yang signifikan antara pasen IMA dan bukan IMA. Rata-rata kadar fibrinogen pada pasien IMA adalah 449,949 mg/dL dibanding pada pasien bukan IMA sebesar 290,233 mg/dL. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian lain yang menyimpulkan bahwa pasien IMA memiliki kadar fibrinogen yang tinggi dibanding pasien normal, dan pada analisis multivarian kadar fibrinogen terkait secara independen dengan kejadian IMA. Fibrinogen memegang peranan penting pada proses patologis tubuh seperti pada peradangan, aterogenesis, dan thrombogenesis.

Proses peradangan di mediasi oleh hasil interaksi lekosit. Penimbunan fibrin menyebabkan pembentukan awal aterogenesis dan menstimulasi proliferasi sel dan pembentukan kolagen di dalam lapisan intima pembuluh darah. Thrombogenesis diatur oleh keseimbangan antara koagulasi dan jalur fibrinolisis. Kerusakan dinding pembuluh darah menyebabkan jaringan tromboplastin mencetuskan jalur koagulasi. Fibrinogen juga terlibat dalam proses agregasi platelet. Ini adalah komponen penting dari jalur koagulasi. Peningkatan kadar fibrinogen plasma memicu keadaan protrombotik atau hiperkoagulasi.

Kolesterol LDL merupakan penyebab penting terjadinya PJK. Beberapa penelitian observasional menunjukkan hubungan antara kolesterol LDL dan risiko PJK. Pada penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada kadar kolesterol LDL pada pasien IMA dan pasien bukan IMA. Kadar kolesterol rata-rata pada pasien IMA adalah 122.04 mg/dL, dibandingkan dengan pasien yang bukan IMA sebesar 90.50 mg/dL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi juga ditemukan dalam penelitian pada populasi pasien IMA yang dirawat di Rumah Sakit.

Tahap awal pada proses aterosklerosis melibatkan infiltrasi kolesterol LDL, yang terperangkap dalam lapisan sub-intima pada pembuluh darah. Kolesterol LDL kemudian mengalami modifikasi atau oksidasi menjadi kolesterol LDL teroksidasi yang akan ditelan oleh makrofag dan membentuk sel busa. Disfungsi endotel yang di akibatkan LDL teroksidasi menyebabkan peningkatan radikal bebas. Endotel juga akan mengekspresikan molekul adesi dan menarik lekosit ke dalam daerah subendotel. Lekosit akan menarik monosit dan menjadi makrofag yang bermigrasi ke dalam tunika intima. Selanjutnya, garis-garis lemak akan terbentuk, yang selanjutnya membentuk plak aterosklerotik.

Fibrinogen dan kolesterol LDL merupakan faktor risiko PJK. Keduanya mempunyai karakteristik yang sama yaitu sebagai penyebab plak aterosklerotik. Kedua variabel tersebut berbagi proses peradangan yang sama pada pembentukan plak aterosklerotik, yang merupakan awal terjadinya IMA. Dalam penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara kadar fibrinogen dan kolesterol LDL. Dapat kita simpulkan jika terdapat kenaikan kadar fibrinogen, maka kadar kolesterol LDL juga meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kadar fibrinogen, kadar trigliserida, tekanan darah sistolik, dan kadar kolesterol LDL meningkat pada pasien IMA dibanding pada subjek yang sehat.

Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara peningkatan fibrinogen dan kolesterol LDL dengan kejadian IMA. Pemeriksaan fibrinogen dapat dipertimbangkan sebagai tambahan untuk menentukan prognosis dan pemilihan strategi terapi pada manajemen IMA. (*)

Penulis : Johanes Nugroho

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui laman berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012183/pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).