Pengaruh Mengkudu Terhadap Parasit Argulus yang Menyerang Ikan Komet

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Produksi ikan hias di Indonesia, terutama budidaya air tawar telah menjadi mata pencaharian penting bagi sebagian masyarakat dan merupakan alternatif untuk meningkatkan produksi ekspor ikan hias Indonesia. Pada bulan Januari 2011 permintaan untuk ikan komet di wilayah Denpasar telah meningkat, yang biasanya hanya 2.000 ikan per bulan menjadi 2.500 ikan per bulan. Budidaya ikan komet untuk memenuhi permintaan konsumen sering terhambat oleh serangan penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan parasit. Salah satu parasit yang sering menyerang ikan hias adalah Argulus.

Mengkudu (Morinda citrifolia) adalah salah satu tanaman obat tradisional yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengendalikan infestasi parasit. Dalam studi dinyatakan bahwa jus noni dengan dosis tertentu dapat digunakan sebagai kontrol untuk infestasi Argulus, hal ini disebabkan buah noni memiliki antibakteri, antijamur dan sifat antiparasit. Noni mengandung scopoletin, senyawa kimia yang menghambat aksi otot polos dan saraf. Scopoletin juga dapat meningkatkan aktivitas kelenjar peneal yang dapat menghasilkan serotonin di otak.

Serotonin adalah salah satu bahan yang terkandung dalam butiran trombosit dan bertindak sebagai agen pensinyalan saraf neurotransmitter di otak dan prekursor hormon melatonin, di samping itu, serotonin adalah senyawa kimia yang menghambat kerja otot polos dan saraf sehingga dapat mengakibatkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) selaput jantung dan otak. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan pada buah mengkudu (Morinda citrifolia) untuk pengendalian parasit Argulus pada ikan mas komet (Carassius auratus auratus).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan tingkat kematangan buah noni memberikan efek berbeda pada kontrol Argulus pada Carassius auratus auratus. Penelitian ini bersifat eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA (Analysis of Variance) untuk menentukan apakah ada perbedaan antara perlakuan, dan kemudian dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test.

Hasil penelitian menunjukkan nilai F hitung <F Tabel 0,01 dan 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada perlakuan pemberian jus noni dengan tingkat kematangan yang berbeda. Sedangkan uji rentang berganda Duncan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara P0 (perlakuan kontrol) dan P3 (perlakuan menggunakan tingkat kematangan buah noni C). Ini berarti jus noni berdampak pada pelepasan Argulus pada Carassius auratus auratus dan pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan jus noni pada tingkat kematangan C. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga pada bulan April 2016.

Penulis : Dr Kismiyati

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012153

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).