Ketahui Neobenedenia Girellae pada Kobia dalam Budidaya Keramba Jaring Apung di Teluk Hurun Lampung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Ikan cobia merupakan ikan ekonomis penting di Asia dan mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat serta dapat mencapai ukuran berat 15 kg pada umur 20 bulan. Ikan cobia ini termasuk ikan pelagis yang hidup di perairan tropis dan sub tropis, dan banyak ditemukan di Samudra Pasifik, Atlantik dan sebelah baratdaya Meksiko. Ikan ini sering dijumpai di sekitar perairan Pulau Bali. Cobia merupakan ikan pelagis dengan gerakan aktif dan dapat berubah warna, dalam keadaan normal dan stres, ikan ini dapat berwarna hitam dengan dua garis putih dan pada samping badan membujur dari leher sampai ke ekor dan akan berubah keabu-abuan, bila wadah pemeliharaan berwarna terang.

Cobia termasuk golongan karnivor yang makanannya adalah udangudangan, cumi, dan ikan-ikan kecil. Makanan favorit ikan cobia adalah kepiting sehingga mereka disebut crabeaters. Ikan cobia biasanya ditemukan dalam kelompok 3-100 ikan di air dangkal disepanjang garis pantai ketika mereka berburu untuk makanan selama migrasi

Salah satu komoditas ikan laut di Indonesia adalah Cobia (Rachycentron canadum). Cobia belum banyak dikenal masyarakat. Namun, itu menarik untuk bidang penelitian dan komersial. Cobia dapat dibiakkan dalam tangki yang dikontrol atau jaring jaring apung. Ikan ini memiliki keunggulan pertumbuhan cepat, nilai ekonomis, dan daging berkualitas tinggi. Salah satu kegiatan budaya masalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing ektoparasit. Parasit yang menginfestasi Cobia, Neobenedenia girellae, pertama kali ditemukan di Taiwan dengan tingkat prevalensi 91%. Infestasi cacing ektoparasit pada permukaan tubuh ikan dan mata dapat menyebabkan efek mematikan pada ikan dan akibatnya sangat merusak industri perikanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui predileksi, prevalensi, dan intensitas serangan Neobenedenia girellae pada kobia dalam budidaya keramba jaring apung di Teluk Hurun, Lampung. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling Sampel Cobia (R.canadum) diambil dari keramba jaring apung Pusat Kebudayaan Laut Lampung pada bulan April-Mei, 2018. Penelitian ini menggunakan metode studi survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil 10% dari total populasi ikan, yang dianggap mewakili total populasi. Sampel ikan diambil pada 20-30 cm sebanyak 50 ekor, sedangkan 40-50 cm sebanyak 20 ekor. Neobenedenia girellae ditemukan pada mata, kepala, dan sirip cobia. Hasil penelitian menunjukkan tingkat prevalensi pada ikan 20-30 cm adalah 30% dan tingkat intensitas 2,31 parasit / ikan, sedangkan pada 40-50 cm ikan menunjukkan tingkat prevalensi 65% dengan intensitas 1,47 parasit / ikan.

Penulis : Prof Sri Subekti

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012058

R D B Putri, A R Rivaie, S Subekti, P D W Sari. 2020. Neobenedenia girellae infestation on cobia (Rachycentron canadum) in Hurun Bay Lampung, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 441, 2nd International Conference on Fisheries and Marine Science 26 September 2019, Surabaya, Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).