Budidaya Polikultur Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forskal) dan Gracilaria sp Secara Bersamaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Pemanfaatan ruang ekologis dalam polikultur bandeng dan rumput laut di tambak diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada dua komoditas yang dibudidayakan, misalnya, Gracilaria sp berfungsi sebagai penghasil oksigen dan tempat berlindung bagi bandeng dari panas matahari. Sementara bandeng membuang kotoran yang dapat digunakan sebagai nutrisi dan pupuk oleh Gracilaria sp, selain itu aktivitas bandeng yang bergerak ke dasar perairan untuk mencari makanan membantu mengendalikan pertumbuhan Gracilaria sp yang ditumbuhi alga dan plankton untuk mencegah mekar. Dengan demikian, sistem polikultur ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan, diversifikasi komoditas, dan upaya untuk mengurangi risiko kegagalan dalam budidaya.

Diversifikasi komoditas akuakultur dapat menjamin proses produksi dan meningkatkan nilai tambah dalam bisnis budidaya. Namun, informasi tentang penerapan budidaya ikan bandeng dan polikultur rumput laut di tambak masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah dengan menyesuaikan tingkat kepadatan. Kondisi lingkungan yang baik, pemberian makan yang memadai, dan kepadatan yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan ikan. Optimalisasi kepadatan kedua komoditas dalam sistem polikultur diharapkan dapat digunakan untuk pemanfaatan yang efektif dariruang ekologis perairan tambak, terutama ruang dan pakan, untuk meningkatkan produktivitas tambak sebanyak mungkin.

Kabupaten Sidoarjo yang akan dijadikan kasus dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan diantaranya Kabupaten Sidoarjo memiliki wilayah pesisir dan akuakultur sebesar 29,99% dari luas Kabupaten Sidoarjo, dengan ketinggian 0 – 3 meter di atas permukaan laut dan pantai miring, di sebelah selatan berbatasan dengan perairan laut Selat Madura, memiliki sebelas sungai yang kosong ke pantai Selat Madura, area tambak Kabupaten Sidoarjo merupakan 25% dari total area tambak Provinsi Jawa Timur seluas 62.041,13 ha.

Perkembangan teknologi akuakultur menunjukkan bahwa bandeng (Chanos chanos Forskal) dapat dibudidayakan bersama dengan Gracilaria sp. Sistem polikultur ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan pendapatan petani secara berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Kepadatan distribusi gracilaria sp dalam penelitian ini adalah: perlakuan A (nongracilaria), perlakuan B (gracilaria 50 Kg), perlakuan C (gracilaria 100 Kg), perlakuan D (gracilaria 150 Kg) dan Perlakuan E (gracilaria 200 Kg). Desain yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter utama yang diamati adalah pertumbuhan termasuk panjang absolut, berat absolut, laju pertumbuhan spesifik, dan kelangsungan hidup.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2019 di desa Kupang, Kabupaten Jabon, Kabupaten Sidoarjo.Alat dan Bahan  yang digunakan antara lain bandeng (Chanos chanos) sebanyak 1.000 ikan berukuran 7 – 9 cm dengan berat 20,2 gram, Gracilaria sp. Sebanyak 500 kg,.

Penulis: Wahyu Isroni

Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012025

W Isroni, A S Bahri, A A Amin. 2020. Effect of dense stocking of Gracilaria sp on growth and survival of milkfish (Chanos chanos forskal) on polyculture culture systems. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 441, 2nd International Conference on Fisheries and Marine Science 26 September 2019, Surabaya, Indonesia.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).