Berkaca pada Cara Selandia Baru dan Pasifik Hadapi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 kini telah menjangkiti 188 negara di dunia. Bahkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Italia, dan Inggris tidak mampu menahan terpaan virus tersebut.

Sama halnya dengan Indonesia, terhitung hingga Rabu (20/5/2020) terdapat 19.189 angka positif serta 1.242 orang meninggal. Akan tetapi, ternyata fenomena berbeda muncul di Pasifik, khususnya Selandia Baru. Kawasan tersebut terlihat memiliki angka Covid-19 yang rendah karena kebijakan strategis dan partisipasi besar dari masyarakat.

Melihat situasi Selandia Baru, Duta Besar Keliling RI di Pasifik Tantowi Yahya mengatakan bahwa terdapat dua faktor penting keberhasilan pengendalian Covid-19 di sana. “Selandia Baru negara yang kecil, tapi mereka terbilang sangat berhasil menangani Covid-19. Dua faktor penyebabnya adalah kesiapan dan partisipasi masyarakat.” ungkap Tantowi dalam diskusi yang digelar oleh KBRI Wellington bersama UNAIR dan Universitas Pertahanan.


Selandia Baru dan Pasifik termasuk salah satu kawasan yang diuntungkan karena terhitung paling akhir menerima dampak Covid-19. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka berleha-leha. Sebelum ditetapkan sebagai pandemi global, pemerintah Selandia Baru telah bergerak cepat dengan mempersiapkan berbagai produk undang-undang, regulasi, protokoler, hingga rencana koordinasi antar stakeholder.


“Upaya itu dilakukan agar nanti saat pandemi terjadi, tidak ada kesimpangsiuran informasi. Pemerintah Selandia Baru dengan tegas dan pasti mempersiapkan negara untuk combat ready dengan virus Covid-19,” ujar Tantowi.


Kekhawatiran dari pemerintah Selandia Baru sendiri hadir karena negara tersebut selalu menjadi tujuan pariwisata dunia. Maka dari itu, saat awal pandemi datang, keputusan lockdown total menjadi hal yang sangat berat bagi Selandia Baru.


“Selandia Baru dan Pasifik itu kawasan yang ekonominya bertumpu pada pariwisata. Tiga bulan ini perekonomian mereka lumpuh karena benar-benar menutup perbatasan. Tapi hasilnya nyata, Selandia Baru kini mulai melakukan pelonggaran karena penambahan jumlah kasus baru mendekati nol. Bahkan di Samoa, Vanuatu, Palau, Tonga tidak memiliki kasus positif sama sekali,” tutur penyanyi country tersebut.


Faktor kedua keberhasilan penanganan Covid-19 adalah partisipasi masyarakat. Meskipun hanya negara kecil, akan tetapi masyarakat Selandia Baru memiliki ketaatan yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah. Saat perintah lockdown dikeluarkan, masyarakat menjalankaannya secara konsisten dan konsekuen.


Berkaca dari Selandia Baru, Indonesia kini juga harus meningkatkan koordinasi di antara lembaga. Selain itu masyarakat di sini juga memiliki peran yang vital dalam usaha perlawanan terhadap virus Covid-19. Sementara itu untuk menunjukkan rasa solidaritas, Selandia Baru juga telah mengirimkan bantuan senilai 47 Miliar rupiah kepada Indonesia untuk menangani Covid-19.


“Saya ingin berpesan, bahwa tidak ada satu negara pun yang benar-benar siap untuk mengatasi Covid-19. Maka dari itu masyarakat dan pemerintah harus sama-sama membangun toleransi. Ini saatnya kita bekerja sama dan bukan saling menyalahkan” pesan Tantowi di akhir acara. (*)


Penulis: Intang Arifia
Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).