Menjaga Mental Tetap Sehat di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Talkshow webinar bersama Nurul Hartini (kanan atas) dan Rudi Purwono (bawah) bersama moderator Suko Widodo (kiri atas). (Dok. YouTube Universitas Airlangga)

UNAIR NEWS – Telah lebih dari dua bulan masyarakat Indonesia dianjurkan untuk membatasi ruang gerak dan aktivitas sehari-hari akibat pandemi Covid-19. Dalam dua bulan itu, masyarakat harus dapat melakukan penyesuaian terhadap berbagai perubahan aktivitas. Hal ini pun berdampak bagi ekonomi maupun psikis.

Menghadapi hal itu, Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga mengundang dua narasumber UNAIR melalui talkshow web seminar bertajuk “Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi”. Talkshow tersebut mengundang dua pakar UNAIR yaitu Nurul Hartini dari Fakultas Psikologi dan Rudi Purwono dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Membuka sesi diskusi, Nurul mengatakan bahwa yang muncul di masyarakat saat ini adalah respon terhadap berbagai ketidakpastian. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang dan dimungkinkan akan berangsung hingga akhir tahun. Hal ini memunculkan banyak respon, salah satunya adalah munculnya emosi.

“Wabah sangat berdampak bagi psikologi. Masyarakat menunjukkan gejala stress, muncul ketakutan, kegalauan, kepanikan, mulai muncul kesedihan, dan mudah tersinggung. Bahkan mungkin mulai pada perilaku mudah marah,” ucap Nurul.

Untuk itu, Nurul mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap sabar menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Ia menyampaikan beberapa tips agar tetap sabar. Pertama, tetap memiliki keyakinan dan berpikir positif bahwa pandemi akan berakhir. Kedua, berfikir dan bersikap realistis, mengisi hari-hari dengan aktivitas yang bermanfaat, baik bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

“Ketiga, jangan pernah berhenti bergerak, karena orang yang sehat mental adalah mereka yang selalu melakukan action dan selalu bergerak,” tambahnya.

Sementara itu, Rudi Purwono mengatakan bahwa sektor ekonomi adalah yang juga paling terdampak dalam sitausi pandemi ini. Dampak ekonomi muncul dari beragam sektor, wilayah, maupun level keluarga. Semua terdampak akibat Covid-19.

“Perkembangan ekonomi dunia akan turun 30-40 persen, bahkan mungkin lebih dari itu. Yang paling tedampak tentu adalah mereka yang bekerja di sektor informal,” ucap Rudi.

Untuk itu, Rudi mengatakan bahwa penting bagi masyarakat saat ini untuk saling gotong royong dan bahu-membahu membantu sesama yang membutuhkan.

“Kita punya modal sosial yang besar. Banyak gotong royong saling membantu tenaga medis, bantu masker dan hand sanitizer untuk masyarakat yang membutuhkan, membagi sembako untuk masyaralat yang terdampak. Itulah yang bisa kita lakukan,” ujar Rudi.

Tak hanya itu, akibat pandemi ini aktivitas konsumsi masyarakat banyak mengalami peningkatan karena terpaksa harus beraktivitas sehari-hari di rumah. Untuk itu, Rudi mengingatkan agar masyarakat melakukan pola konsumsi yang sewajarnya dan membuat perencanaan keuangan.

“Lakukan konsumsi sewajarnya, apa yang menjadi rutinitas. Buat perencanaan hingga 3-4 bulan ke depan. Penting untuk me-manage keungan. Perhatikan juga antara kebutuhan atau keinginan. Ini yang perlu diperhatikan,” ucap Rudi.

Sebagai penutup, Rudi menganjurkan kepada seluruh elemen masyarakat agar selalu patuh terhadap protokol kesehatan yang ada, karena hal itulah yang akan mengurangi penyebaran virus.

“Lakukan semua aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan. Untuk pelaku industri ekonomi, sampaikan ke masyarakat bahwa produksi dilakukan dengan protap kesehatan. Sehingga semua mayarakat bisa yakin untuk mengkonsumsi,” ucap Rudi. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).