Disparitas Regional dalam Pemanfaatan Antenatal Care di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kesehatan ibu dan janin. (Sumber: BioFar.ID

Tahun 2013 terjadi disparitas kematian maternal antara kabupaten/kota di Indonesia, dengan risiko kematian maternal tertinggi terjadi di wilayah Indonesia Timur. Risiko kematian maternal tinggi terjadi pada kabupaten/kota dengan cakupan kunjungan kehamilan ke-empat (K4) rendah, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan rendah, cakupan kunjungan nifas rendah, rata-rata jumlah anak tinggi, rata-rata lama sekolah wanita usia subur rendah, dan kemiskinan tinggi.

Strategi utama untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dengan Antenatal care (ANC). ANC bertujuan untuk memantau dan menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dan janin, mendeteksi segala komplikasi kehamilan dan mengambil tindakan yang diperlukan, menanggapi keluhan, mempersiapkan kelahiran, serta mempromosikan perilaku hidup sehat. Kunjungan ANC sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah hal yang tidak diinginkan yang timbul selama kehamilan.

Di negara berkembang, telah terjadi peningkatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu tetapi masih bervariasi diantara kelompok populasi. Disparitas dapat terjadi akibat perbedaan geografis, demografis, sosioekonomi, dan budaya. Kesenjangan yang terjadi mengakibatkan penurunan akses terhadap pelayanan, kualitas layanan, dan keterjangkauan layanan.

Pada tahun 2018 telah terjadi peningkatan proporsi kunjungan ANC pada wanita umur 10-54 tahun yaitu kunjungan pertama (K1) sebesar 96,1% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 95,2%, sedangkan untuk kunjungan ANC kunjungan ke-empat (K4) tahun 2018 sebesar 74,1% dibandingkan tahun 2013 sebesar 70,0%. Cakupan K4 masih di bawah target yang ditetapkan pada Renstra tahun 2017, yaitu sebesar 76%.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis disparitas antar regional dari pemanfaatan ANC dengan jumlah kunjungan ≥4 selama kehamilan pada wanita berumur 15-49 tahun yang melakukan persalinan lima tahun terakhir di Indonesia. Studi ini penting untuk dilakukan agar dapat memberikan arah yang jelas bagi Kementerian Kesehatan untuk melengkapi data prioritas wilayah dalam upaya penurunan maternal mortality.

Studi ini memanfaatkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Unit analisis dalam studi ini adalah wanita usis subur (15-49 tahun) yang melahirkan lima tahun terakhir. Didapatkan ukuran sampel sebesar 15.351 wanita.

Gambar 1 menunjukkan bahwa di wilayah Timur (Region Maluku dan Papua) memiliki distribusi ANC ≥4 paling rendah. Sementara di wilayah paling Barat (sebagian Region Sumatera) memiliki distribusi ANC ≥4 satu tingkat di atasnya. Sedang distribusi ANC ≥4 terbaik berpusat di wilayah tengah pada Region Java-Bali.

Gambar 1. Sebaran distribusi ANC ≥4 berdasarkan provinsi di Indonesia

Hasil analisis menunjukkan semua region memiliki kesenjangan dengan region Papua sebagai referensi, kecuali region Maluku yang tidak signifikan menunjukkan perbedaan dalam pemanfaatan ANC dibanding region Papua. Wanita di region Nusa Tenggara memiliki kemungkinan 4,365 kali melakukan ANC ≥4 dibanding wanita di region Papua. Wanita di Java-Bali memiliki kemungkinan 3,607 kali untuk lebih melakukan ANC ≥4 dibanding wanita di region Papua. Wanita di Sumatera memiliki kemungkinan 1,370 kali melakukan ANC ≥4 dibanding wanita di region Papua.

Wanita di Kalimantan memiliki kemungkinan 2,232 kali melakukan ANC ≥4  dibanding wanita di region Papua. Wanita di Sulawesi memiliki kemungkinan 1,980 kali melakukan ANC ≥4 dibanding wanita di region Papua. Selain kategori region, variabel lain yang ditemukan turut berkontribusi menjadi prediktor adalah kelompok umur, suami/pasangan, tingkat pendidikan, paritas, status sosioekonomi, dan asuransi kesehatan. (*)

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Artikel lengkap dapat ditemukan pada tautan berikut ini:

https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0224006

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).