Potensi Multistrain Probiotik sebagai Imunomodulator

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Imunomodulator menjaga daya tahan tubuh. (Sumber: OTC Digest)

Penggunaan mikrobiota hidup sebagai suplemen kesehatan bahkan untuk terapi semakin melejit dewasa ini sampai dikenal istilah farmabiotik dalam produk obat. Fenomena ini terkait dengan kebutuhan untuk menghindari toksisitas dan efek samping senyawa kimia sebagai bahan baku obat. Di sisi lain, target efektifitas penggunaan obat masih tetap menjadi pertimbangan utama.

Salah satu mikroba hidup dengan multifungsi yang mengambil peran penting dalam formula berbagai sediaan obat adalah probiotik baik dalam bentuk monostrain maupun multistrain. Sampai saat ini telah beredar lebih dari 10 merek sediaan yang mengandung probiotik dengan berbagai indikasi yang dijual secara bebas maupun atas permintaan praktisi pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.   

Food Agriculture Organization/World Health Organization (WHO) mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang apabila diberikan secara tepat dosis akan memberikan manfaat bagi kesehatan inangnya. Beberapa manfaat kesehatan yang telah diklaimkan terhadap probiotik antara lain peningkatan normal mikroflora, pencegahan penyakit infeksi dan alergi, menurunkan kadar kolesterol, anti kanker, stabilisasi mukosa usus, mempengaruhi properti imun tubuh, pengurangan gejala penyakit usus, dan perbaikan dalam pencernaan laktosa terutama bagi lactose intolerant host.

Genera yang paling umum digunakan dalam sediaan probiotik termasuk golongan bakteri asam laktat (BAL), antara lain Lactobacillus, Bifobacterium, Streptococcus, dan Lactococcus serta beberapa strain jamur. Beberapa makanan alami yang mengandung BAL antara lain susu fermentasi, keju, jus buah, dan minuman anggur.

Untuk mampu unjuk kenerja terhadap kesehatan inang, probiotik harus dapat bertahan hidup pada kondisi ekstrim dalam lambung dan/atau saluran pencernaan. Klaim ini sudah diatur oleh WHO yang meliputi toleransi probiotik terhadap asam lambung dan garam empedu. Mikroba yang diklaim sebagai probiotik ternyata tidak semuanya mampu bertahan terhadap keasaman dan garam empedu. Toleransi probiotik terhadap beberapa antibiotik yang dipersyaratkan WHO dan kemampuannya bertahan terhadap ancaman mikroba patogen juga menjadi klaim penting terhadap karakter probiotik.

Salah satu cara probiotik memberikan manfaat bagi kesehatan inangnya melalui mekanisme hambatan pertumbuhan bakteri patogen. Probiotik bersaing dengan mikroba patogen untuk memperoleh nutrisi pada proses pertumbuhan dan proliferasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa probiotik seperti Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus Plantarum telah dilaporkan mampu menghambat perlekatan enteropatogen Escherichia coli dalam saluran pencernaan.

Isnaeni et al. (2015) telah melaporkan bahwa multistrain probiotik yang terdiri dari Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium animalis, Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophilus mampu menghambat pertumbuhan Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) Escherichia coli dan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) secara invitro. Hasil studi sebelumnya juga menyatakan bahwa Lactobacillus plantarum terbukti mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.

Perkembangan terakhir imunomodulator di industri farmasi sangat menarik perhatian, karena komprehensif manfaatnya bagi dunia medis baik untuk tujuan preventif maupun kuratif. Bhavanam et al. (2018) melaporkan karakteristik respons imun PBMC yang terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis (Mtb) H37Ra. Level IFN-γ dan parameter imun lainnya diamati pada tiga hingga delapan hari setelah perlakuan. Level INF-γ, TNF-α, IL-4, IL-6, IL-10 dan IL-17 dalam supernatan PBMC yang terinfeksi Mtb memuncak pada hari ketiga. Perkembangan terakhir, penggunaan imunomodulator menjadi penting untuk mengatasi TB, terutama karena peningkatan persentase pasien TB yang resisten terhadap obat anti-TB. Peran probiotik sebagai imunomodulator diharapkan dapat menjadi salah satu terobosan untuk memperbaiki sistem imun tubuh yang kurang sempurna atau mengalami disfungsi.

Lactobacillus acidophilus dilaporkan dapat meningkatkan TNF-a dalam serum tikus. Ghadimi et al. (2010) telah membuktikan bahwa kombinasi antigen Mtb dengan Lactobacillus rhamnosus GG atau Bifidobacterium bifidum MF 20/5 (BW) menyebabkan peningkatan level IFN-γ yang secara statistik lebih besar dibandingkan level yang diinduksi oleh Mtb atau masing-masing probiotik.

Ghafoor et al. (2018) telah melaporkan pengaruh multistrain probiotik dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran terhadap respon imun ayam broiler (n=280) menggunakan parameter titer inhibisi hemaglutinasi (HI) antibodi virus avian influenza (AIV). Multistrain probiotik yang terdiri dari Lactobacillus plantarum, Lactobacillus rhamnosus, Bifidobacterium bifidum, Enterococcus faecium, Candida pintolepesii, Aspergillus oryzae ternyata mampu meningkatkan AIV-HI.

Chang et al. (2017) telah melakukan evaluasi meta data terhadap 7345 bayi premature dan bayi dengan berat badan kurang  dari 1500 gram yang mendapat perlakuan multi strain probiotik selama tujuh dilanjut 14 hari, menunjukkan preventif necrotizing enterocolitis dan penurunan mortalitas yang efektif dibandingkan kelompok yang hanya mendapat perlakuan monostrain.

Faizah et al. (2020) telah melaporkan bahwa pemberian suspensi multistrain probiotik yang terdiri dari Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium animalis, Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophilus menyebabkan peningkatan sekresi IFN-γ dalam PBMC pasien TB anak yang sedang menjalani masa pengobatan. Perlakuan terhadap populasi dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian probiotik pada kelompok yang hanya mendapatkan perlakuan Mtb (1) meningkatkan level IFN-γ sebesar 6,31%, sementara perlakuan dengan probiotik dan Mycobacterium tuberculosis (2) meningkatkan level IFN-γ hingga 15,79% dibandingkan supernatan PBMC tanpa perlakuan (3).

Penulis: Isnaeni

Informasi detail riset ini dapat diakses pada artikel kami di:

http://jrespharm.com/abstract.php?lang=e…

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).