Korelasi Antara Kadar Serum p53 dan Usia Vaskular

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh SehatQ

Penyakit kardiovaskular aterosklerosis atau Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD) masih menjadi penyebab tertinggi dari mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia. Tingginya angka ini menjadi perhatian bagi banyak kalangan untuk melakukan pencegahan dengan cara mengidentifikasi atau menilai factor-faktor risiko seseorang serta melakukan penanganan terhadap faktor risiko tersebut.

Usia kronologis adalah salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular yang tidak dapat dimodifikasi. Usia kronologis ini juga merupakan bagian penting dari kalkulasi risiko Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD), yang meliputi SCORE, Grace, atau Framingham Risk Score (FRS). Namun seorang yang berusia muda dengan skor risiko absolut yang rendah dapat memiliki risiko relatif lebih tinggi daripada pasien lain tanpa faktor resiko pada usia kronologis yang sama.

The European Guideline telah mengaplikasikan konsep heart age atau biological age ke dalam grafik risiko relatif SCORE. Heart age atau vascular age yang ditentukan dengan melihat penilaian risiko global ini hanya dapat mengkomunikasikan risiko kardiovaskular kepada pasien, tapi tidak memiliki dasar untuk menentukan beban aterosklerosis. Oleh karena itu, dibutuhkan metode lain yang digunakan untuk menentukan beban aterosklerosis yaitu dengan metode non invasif seperti Carotid Intima Media Thickness (CIMT) dan Coronary Artery Calcium Score (CACS). Pemeriksaan Carotid Intima Media Thickness (CIMT) adalah salah satu metode non-invasif, aman, cepat, dan murah, yang  dapat menilai usia vaskular seseorang.

Selain penilaian risiko global dan metode non invasif, sejumlah dari marker biological aging disebutkan juga berperan pada penyakit kardiovaskular aterosklerosis, dimana penyakit kardiovaskular aterosklerosis merupakan penyakit yang berkaitan dengan vascular cellular senescence. Marker biological aging yang dijelaskan pada penelitian – penelitian sebelumnya yaitu leucocyte telomere length, cell cycle regulator proteins (p53, p16, p27), dan senescence associated beta galactosidase/ SaβG. 

Protein p53 yang diteliti pada studi ini adalah suatu tumor suppressor gene yang dikenal memiliki peran penting dalam proses keganasan atau kanker. Tetapi pada penelitian terbaru yang telah dipublikasikan secara luas, telah menjelaskan bahwa p53 juga memiliki peran penting dalam regulasi pembentukan plak aterosklerosis, dimana plak ini merupakan penyebab utama/ mayor serangan jantung dan stroke.     

Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa rerata usia vaskular pada seluruh subjek adalah 54.34 + 8.5 tahun, dimana usia vaskular ini lebih tinggi daripada rerata usia kronologis, yaitu 51.11 + 6.47 tahun.  Dari hasil dari studi yang telah dilakukan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, bahwa usia vaskular (yang dinilai dengan CIMT) pasien asimtomatik dengan faktor risiko kardiovaskular lebih tinggi daripada usia kronologis mereka. 

Kadar serum p53 pada subjek penelitian ini adalah 1,03 ± 0,95 U/mL. Rerata kadar serum p53 pada subjek perempuan lebih tinggi dibandingkan laki – laki (1,11 ± 1,01 U/mL vs 0,94 ± 0,91 U/mL). Namun kadar serum p53 ini belum memiliki cut off point  yang baku, hal ini terjadi baik pada aterosklerosis subklinik maupun pada infark miokard akut atau penyakit kardiovaskular aterosklerosis lainnya.  Dari penelitian ini juga dilaporkan bahwa ekspresi p53 telah ditemukan pada sel yang mengalami apoptosis pada plak aterosklerosis seseorang. Dengan kata lain, bahwa protein p53 berperan dalam menghambat proliferasi sel dan juga berperan dalam penuaan sel, yaitu suatu proses yang berhubungan dengan aterosklerosis. 

Hasil penemuan studi ini telah menunjukkan korelasi yang positif, kuat, dan signifikan antara serum p53 dengan usia vaskular yang dinilai dengan Carotid Intima Media Thickness (CIMT) pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Hasil ini mengindikasikan bahwa kadar serum p53 dan usia vaskular yang ditentukan dengan Carotid Intima Media Thickness (CIMT), memiliki hubungan yang simetris dan sejalan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar serum p53, maka akan semakin tinggi pula usia vaskular seseorang. Selain itu, protein p53 juga diketahui telah berperan penting dalam proses pengaturan apoptosis dan  proses aterosklerosis di sel otot polos pembuluh darah.  

Penulis : Johanes Nugroho

Link terkait tulisan di atas: https://www.iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012185 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).