Aksi Sosial BEM dan Puspas UNAIR Bagikan Sembako Pada Mahasiswa Rantau

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Persebaran kasus Covid-19 telah merata pada 34 provinsi di Indonesia. Surabaya, Jawa Timur, merupakan salah satu kota terdampak yang memiliki angka kasus positif COVID-19 cukup tinggi.

Melalui update laman pemerintah kota Surabaya https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, kasus Covid-19 hingga 8 Mei 2020 mencapai 592 kasus. Oleh sebab itu, Surabaya telah tercatat sebagai wilayah zona merah kasus COVID-19 dan menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). 

Berdasarkan permasalahan itu, tidak sedikit mahasiswa rantau Universitas Airlangga (UNAIR) yang tidak pulang kampung dan memilih untuk tetap tinggal di Surabaya. Tidak sedikit pula dari mereka yang kian hari keuangannya semakin lemah. 

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR bekerjasama dengan Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas) UNAIR membagikan logistik/sembako bagi mahasiswa rantau yang masih tinggal di Surabaya. Satria Aji, Wakil Ketua BEM UNAIR mengatakan bahwa, sembako dibagikan pada mahasiswa rantau UNAIR yang membutuhkan dan sesuai dengan kriteria untuk membantu menunjang hidup selama masih di Surabaya. 

“Kriteria mahasiswa yang dapetin sembako itu yang kondisi ekonomi orang tuanya lagi jatuh dan dia ga bisa pulang dikampung halamannya. Lalu dia juga masih kuliah disini (UNAIR Surabaya, red),” ungkap Aji. 

Sembako tersebut merupakan hasil dari donasi semua kalangan dan dibagikan dalam bentuk kebutuhan pokok seperti beras, mie, sarden, makanan instan, minyak, telur, kornet, dan lainnya. Sebanyak 103 sembako akan dibagikan selama tiga termin waktu. Salah satunya yakni pada hari Jumat (8/5/2020).

“Donasinya dari semua kalangan dibantu oleh Puspas dan donasi dari semua orang baik di negeri ini termasuk sivitas, dan lain sebagainya,” ujarnya. 

Mahasiswa berasal dari berbagai macam kota, baik sekitar Jawa Timur maupun luar provinsi seperti  Medan, Jakarta, Lombok, dan lainnya. Rata-rata mahasiswa tersebut sekarang tinggal di daerah dekat kampus seperti Karang Menjangan, Kedung Sroko, Mogen, Mulyosari, Sutorejo, dan Kedung Tarukan.

Mendukung kegiatan tersebut, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN., menyebutkan bahwa kolaborasi antara BEM dan Puspas sangat konstruktif dan solutif. Hal ini karena salah satu misi puspas adalah memberikan kontribusi bagi sivitas akademik terutama bagi mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu. Sedangkan BEM merupakan penyambung lidah bagi mahasiswa, sehingga sangat menguasai data di lapangan yang berarti bantuan tersebut akan efektif pada sasarannya. 

Dari kegiatan itu Hadi juga berharap mahasiswa rantau yang tidak pulang agar tetap menjalankan proses belajar mengajar sebagaimana mestinya yakni PBM secara online. Serta harus mematuhi hukum positif terkait dengan telah ditetapkannya Surabaya sebagai PSBB.

“Anda tidak pulang ke kampung halaman juga hal yang positif, karena memang pemerintah melarang untuk mudik atau pulang kampung, demi mencegah penyebaran Covid-19 dari Surabaya yang notabene sebagai zona merah Covid-19 ke kampung masing-masing,” tandas Hadi. 

Tidak hanya itu, BEM UNAIR juga sempat melakukan kegiatan sosial lainnya, seperti membagikan 2.000 masker dan hand sanitizer, memberikan edukasi terkait physical distancing, dan beberapa sembako juga telah dibagikan pada masyarakat umum yang membutuhkan di Surabaya. Selain itu, BEM UNAIR juga merencanakan akan menyediakan semacam dapur umum untuk buka puasa bagi masyarakat yang membutuhkan seperti tukang becak, ojek, dan lainnya. 

Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).