Pengaruh Timbal dan Zinc pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kapuas Prima

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan yang umum terjadi pada anak-anak. Pengaruh logam berat terhadap gangguan ini telah menjadi topik penelitian yang menarik bagi banyak ilmuan. Studi metaanalisis yang dilakukan oleh Goodlad et al menunjukkan bahwa angka kejadian ADHD terus meningkat. Hal ini telah membuat para peneliti berusaha menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ADHD. Salah satunya adalah pengaruh logam berat sebagai penyebab terjadinya ADHD. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh timbal dan zinc pada anak dengan ADHD.

Timbal adalah logam berat yang diyakini paling berperan terhadap terjadinya gangguan mental. Retardasi mental dan impulsivitas adalah dua gangguan pada anak yang dapat disebabkan oleh paparan timbal. Paparan timbal juga berefek pada gangguan perilaku dan defisit kognitif. Timbal terbukti dapat  memperberat gangguan kognitif dan gangguan belajar di bidang matematika. Selain itu, timbal menurunkan IQ, kemampuan membaca, dan memori verbal.

Di sisi lain, rendahnya kadar zinc diduga memiliki peran pada terjadinya gangguan kognitif dan gangguan belajar pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Zinc adalah mineral esensial bagi tubuh manusia. Zinc memiliki peran dalam metabolisme neurotransmiter dan prostaglandin melalui menjaga fungsi dan struktur otak. Rendahnya kadar zinc dalam tubuh diduga berperan terhadap gangguan konsentrasi dan atensi pada anak dengan ADHD. Pemberian zinc diharapkan bisa meningkatkan kondisi kognitif anak dengan ADHD.

Pengukuran rasio kadar timbal terhadap zinc diharapkan dapat menjadi petunjuk terhadap risiko tejadinya gangguan sehingga memberi peluang dalam melakukan usaha untuk menurunkan risiko memberatnya gangguan kognitif dan belajar pada anak dengan ADHD. Pengukuran timbal dalam penelitian ini menggunakan sampel rambut karena paparan timbal lebih umum terjadi pada rambut daripada pada darah dan kadar timbal di rambut lebih menetap sehingga lebih menggambarkan paparan timbal daripada jika menggunakan sampel darah.

Penelitian ini adalah studi case-control dengan total 44 sampel yang terdiri dari 23 anak dengan ADHD dan 21 anak non-ADHD yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling pada siswa kelas satu sampai kelas enam SD Bina Karya Surabaya. Kriteria inklusi yang digunakan adalah usia 6-12 tahun, pendidikan ibu subjek minimal SMP, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, kooperatif, dan tidak pernah mengalami stressor psikososial berat.

Pemeriksaan kadar timbal dan zinc menggunakan sampel rambut dan pengukuran menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Penilaian skor ADHD menggunakan Abbreviated Conners Teacher Rating Scale (ACTRS) yang dikembangkan oleh C. Keith Conners, Ph.D dengan versi terjemahan yang telah diuji reliability dan validitasnya oleh Sasanti Juniar pada tahun 1999. Untuk menilai stressor psikososial digunakan Social Readjustment Rating Scale yang dikembangkan oleh Holmes dan Rahe pada tahun 1967.

Hasil analisis menunjukkan bahwa didapatkan perbedaan kadar zinc yang signifikan antara anak dengan ADHD dan non-ADHD. Kadar zinc pada anak dengan ADHD secara signifikan lebih tinggi daripada kadar zinc pada anak non-ADHD. Temuan ini konsisten dengan literatur yang mengatakan bahwa pada anak dengan ADHD bisa didapatkan defisiensi atau ekses kadar zinc dalam tubuh. Riset ini juga mengungkap perbedaan yang bermakna rasio kadar timbal terhadap zinc antara anak dengan ADHD dan non-ADHD. Anak dengan kadar timbal yang lebih tinggi cenderung memiliki kadar zinc yang lebih rendah. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada kadar timbal di antara kedua kelompok coba.

Timbal adalah logam berat yang bersifat toksik dan merupakan masalah kesehatan global. Karena itu, masalah paparan timbal dalam lingkungan hidup sehari-hari perlu mendapatkan perhatian besar dalam ranah kesehatan global terutama di negara-negara berkembang. Zinc dapat diberikan sebagai suplementasi pada anak dengan ADHD mengingat perannya dalam menjaga fungsi otak dan perbaikan kognitif pada anak dengan ADHD.

Penulis: Dr. dr. Yunias Setiawati, Sp.KJ(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=8&article=273

Setiawati, Yunias & Mukono, H & Wahyuhadi, Joni & Warsiki, Endang (2019). The Influence of Lead (Pb), Zinc (Zn), Ratio Lead (Pb) to Zinc (Zn) in Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Indian Journal of Public Health Research & Development. 10. 1497. 10.5958/0976-5506.2019.02112.0.

https://doi.org/10.5958/0976-5506.2019.02112.0

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).